Selasa, 31 Januari 2012

Bagaimanakah Sholat Orang yang Sedang Sakit?


Syari’at islam dibangun di atas dasar ilmu dan kemampuan orang yang dibebani. Tidak ada satu pun beban syari’at yang diwajibkan kepada seorang di luar kemampuannya. Allah Ta’ala sendiri menjelaskan hal ini dalam firman-Nya:
لاَ يُكَلِّفُ اللّهُ نَفْساً إِلاَّ وُسْعَهَا
Allah tidak membebani seseorang melainkan sesuai dengan kesanggupannya. (Qs. Al-Baqarah/2:286)
Allah Ta’ala juga memerintahkan kaum muslimin untuk melaksanakan ketakwaan menurut kemampuan mereka dalam firman-Nya:
فَاتَّقُوا اللَّهَ مَا اسْتَطَعْتُمْ
Maka bertaqwalah kamu kepada Allah menurut kesanggupanmu. (Qs. At-Taghaabun/64:16)
Orang yang sakit tidak sama dengan yang sehat. Semua harus berusaha melaksanakan kewajibannya menurut kemampuan masing-masing. Dengan ini nampaklah keindahan syari’at dan kemudahannya.
Diantara kewajiban agung yang harus dilakukan orang yang sakit adalah sholat. Banyak sekali kaum muslimin yang kadang meninggalkan sholat dengan dalih sakit atau memaksakan diri sholat dengan tata-tata cara yang biasa dilakukan orang sehat. Akhirnya merasakan beratnya sholat bahkan merasakan hal itu sebagai beban yang menyusahkannya.

Hakikat Yang Terlupakan Dari Imam Asy-Syafi'i Dan Kesamaan Aqidah Imam Empat


HAKIKAT YANG TERLUPAKAN DARI IMAM ASY-SYAFI’I


Oleh Syaikh Dr Muhammad bin Musa Al-Nashr
بسم الله الرحمن الرحيم 

Imam Asy-Syafi’i adalah seorang ulama besar dan salah satu dari empat imam besar, yang ilmunya telah tersebar di penjuru dunia, serta jutaan kaum muslimin di negara-negara Islam, seperti Iraq, Hijaz, Negeri Syam, Mesir, Yaman dan Indonesia bermadzhab dengan madzhabnya.

Faktor yang menyebabkan saya memilih pembahasan ini, karena mayoritas kaum muslimin di negeri ini atau di negara ini berada di atas madzhab Asy-Syafi’i dalam masalah furu’, dan hanya sedikit dari mereka yang berada di atas madzhab Asy-Syafi’i dalam masalah ushul. Ironisnya ini menjadi fenomena.
Kita mendapati sejumlah orang mengaku bermadzhab Imam Malik dalam masalah furu’, namun tidak memahami dari madzhab beliau kecuali tidak bersedekap dalam shalat. Mereka menyelisihi aqidah Imam Malik yang Sunni dan Salafi.

Senin, 30 Januari 2012

AL-QUR'AN UNTUK ORANG HIDUP BUKAN UNTUK ORANG MATI



Allah Subhannahu wa Ta'ala berfirman,

"Ini adalah sebuah kitab yang Kami turunkan kepadamu, penuh dengan berkah supaya mereka memperhatikan ayat-ayatnya dan supaya mendapat pelajaran orang-orang yang mempunyai pi-kiran." (Shaad: 29)

Para sahabat berlomba-lomba untuk mengamalkan perintah-perintah Al-Qur'an dan meninggalkan larangan-larangannya. Karena itu mereka menjadi bahagia di dunia maupun di akhirat. Ketika umat Islam meninggalkan ajaran-ajaran Al-Qur'an, dan hanya menjadikannya bacaan untuk orang-orang mati, di mana mereka membacakannya di kuburan dan ketika ta'ziyah , mereka ditimpa kehinaan dan perpecahan. Apa yang diprihatinkan Rasulullah Shallallaahu 'alaihi wa Salam dahulu, kembali menjadi kenyataan, sebagaimana dikisahkan Al-Qur'an,

"Berkatalah Rasul, 'Ya Tuhanku, sesungguhnya kaumku menjadikan Al-Qur'an ini sesuatu yang tidak diacuhkan'." (AI-Furqan: 30)

Allah menurunkan Al-Qur'an untuk orang-orang hidup agar mereka mengamalkannya dalam kehidupan sehari-hari.

Kisah Penuh Hikmah dari Penjaga Kebun Delima

Dikisahkan, ada seorang mantan budak kurus yang dimerdekakan oleh tuannya. Namanya Mubarak. Setelah merdeka, dia bekerja pada seorang pemiliki kebun sebagai buruh. Suatu hari, sang tuan mengunjungi kebunnya bersama dengan beberapa sahabtnya. Dipanggillah Mubarak, "petikkan kami beberapa buah delima yang manis!," pintanya.
Bergegaslah Mubarak melaksanakan perintah sang tuan. Dia memetik beberapa buah delima dan diserahkannya kepada sang majikan dan beberapa sahabatnya tadi.
Namun, ketika majikannya mencicipi delima yang dipetik Mubarak, tak satupun ada yang manis. Semuanya masam. Sang majikan marah dan menanyai mubarak, "apa kamu tak bisa membedakan delima yang manis dan yang masam?"
"Selama ini Anda tak pernah mengizinkan saya makan barang sebuahpun, bagaimana saya bisa membedakan yang delima yang manis dan yang masam?," jawab Mubarak.
Sang tuan merasa kaget dan tak percaya, bertahun-tahun bekerja di kebun itu, tapi Mubarak tak pernah makan satu buahpun. Maka ia menanyakan hal itu kepada tetangga-tetangganya. Mereka semua menjawab, Mubarak tak pernah makan delima barang sebuahpun.

Sabtu, 28 Januari 2012

Minum Teh Ampuh Turunkan Tekanan Darah


Para peneliti dari University of Western Australia menemukan, minum tiga cangkir teh setiap hari dapat menurunkan tekanan darah. Studi ini menyebutkan, menyeruput air teh dapat melancarkan peredaran darah dan menurunkan kadar tekanannya, terutama dalam proses systolic dan diastolic.
MINUM teh bisa membuat tubuh rileks, apalagi teh hangat yang menambah efek relaksasi pada pernapasan dan pencernaan. Apa yang menyebabkan tubuh terasa lega setelah minum teh? Ini salah satu alasannya.
Para peneliti dari University of Western Australia menemukan, minum tiga cangkir teh setiap hari dapat menurunkan tekanan darah. Studi ini menyebutkan, menyeruput air teh dapat melancarkan peredaran darah dan menurunkan kadar tekanannya, terutama dalam proses systolic dan diastolic.

Jumat, 27 Januari 2012

Apa Hukum Merayakan Maulid Nabi?



Syaikh Muhammad bin Shalih Al-’Utsaimin rahimahullah menjawab:
Pertama, malam kelahiran Rasul shallallahu ‘alaihi wa sallam tidak diketahui secara pasti kapan. Bahkan sebagian ulama masa kini menyimpulkan hasil penelitian mereka bahwa sesungguhnya malam kelahiran beliau adalah pada tanggal 9 Robi’ul Awwal dan bukan malam 12 Robi’ul Awwal. Oleh sebab itu maka menjadikan perayaan pada malam 12 Robi’ul Awwal tidak ada dasarnya dari sisi latar belakang historis.
Kedua, dari sisi tinjauan syariat maka merayakannya pun tidak ada dasarnya. Karena apabila hal itu memang termasuk bagian syariat Allah maka tentunya Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam melakukannya atau beliau sampaikan kepada umatnya. Dan jika beliau pernah melakukannya atau menyampaikannya maka mestinya ajaran itu terus terjaga, sebab Allah ta’ala berfirman yang artinya, “Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Quran dan Kami lah yang menjaganya.” (QS. Al-Hijr: 9)

Kamis, 26 Januari 2012

KEPADA SAUDARIKU MUSLIMAH



By: Alif el bhughizie...
(thalib ma'had Ali Al-Wahda Stiba)


Saudariku muslimah … kami menulis nasehat singkat ini untukmu yang telah rela menjadikan Allah sebagai Tuhanmu, Islam sebagai agamamu dan Muhammad sebagai nabimu.

Saudariku muslimah … tahukah, bahwa kamu tidak diciptakan dengan main-main, tanpa mempunyai arti, dan tidak pula dibiarkan begitu saja tanpa tujuan dan pertanggung-jawaban. (QS. al-Mu’minun: 115-116, al-Qiyamah: 36). Akan tetapi Allah menciptakan kamu untuk suatu tujuan yang agung lagi mulia, yaitu beribadah hanya kepada-Nya. (QS. al-Dzariyat: 56)


Saudariku muslimah … ketahuilah bahwa ibadah dalam ajaran Islam adalah sistem yang mengatur kehidupan seorang muslim dan muslimah, sesuai dengan yang diberikan oleh Sang Pencipta alam ini, yaitu Allah. Oleh karena itu hendaklah kamu senantiasa berpegang teguh kepada ajaran-ajaran Islam tersebut, baik yang dianggap sepele maupun menyangkut hal-hal yang besar, di setiap tempat maupun waktu. Hendaklah al-Qur’an dan Sunnah Rasulullah senantiasa menjadi sinar yang menerangi derap langkahmu  dalam meniti kehidupan.

Rabu, 25 Januari 2012

Kisah Unik Abu HurairaH

 By: Abu Mushlih 
Kutinggalkan rombongan untuk mencari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Akhirnya, aku jumpai sebuah kebun milik kaum Anshar dari Bani Najjar. Aku kelilingi kebun itu, barangkali ada pintu masuk yang bisa dilewati…

Imam Muslim rahimahullah menuturkan sebuah kisah menarik di dalam kitabnya Shahih Muslim. Beliau berkata: Zuhair bin Harb menuturkan kepada saya: [Dia berkata] Umar bin Yunus al-Hanafi menuturkan kepada kami: [Dia berkata] Ikrimah bin ‘Ammar menuturkan kepada kami. Dia berkata: Abu Katsir menuturkan kepada kami. Dia berkata: Abu Hurairah menuturkan kepadaku.

Abu Hurairah berkata:

Suatu ketika kami duduk-duduk bersama Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam. Ketika itu ada juga bersama kami Abu Bakar dan Umar dalam sebuah rombongan [para sahabat]. Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bangkit meninggalkan rombongan kami. Akhirnya, beliau pun tertinggal di belakang kami. Kami khawatir kalau ada apa-apa yang menimpa beliau sehingga tertinggal dari rombongan. Kami pun merasa khawatir dan berusaha mencari tahu keberadaan beliau. Saat itu, aku adalah orang pertama yang dirundung cemas, jangan-jangan ada sesuatu yang menimpa beliau.

Orang Mukmin Tidak Pernah Stres


By: Ustadz Abdullah bin Taslim Al-Buthani,M.A.

Sebagai hamba Allah, dalam kehidupan di dunia manusia tidak akan luput dari berbagai cobaan, baik kesusahan maupun kesenangan, sebagai sunnatullah yang berlaku bagi setiap insan, yang beriman maupun kafir.

Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman,

{وَنَبْلُوكُمْ بِالشَّرِّ وَالْخَيْرِ فِتْنَةً وَإِلَيْنَا تُرْجَعُونَ}

“Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya), dan hanya kepada Kamilah kamu dikembalikan.” (QS. Al-Anbiya’: 35).

Imam Ibnu Katsir – semoga Allah Subhanahu wa Ta’ala merahmatinya – berkata, “(Makna ayat ini) yaitu: Kami menguji kamu (wahai manusia), terkadang dengan bencana dan terkadang dengan kesenangan, agar Kami melihat siapa yang bersyukur dan siapa yang ingkar, serta siapa yang bersabar dan siapa yang beputus asa[1].”

Minggu, 22 Januari 2012

Kaum Muslimin Haram Merayakan Imlek (Tahun Baru Cina)


Alhamdulillah, segala puji bagi Allah, Rabb semesta alam. Shalawat dan salam semoga terlimpah untuk baginda Rasulullah Shallallahu 'Alaihi Wasallam, keluarga dan para sahabatnya.

Anda mungkin pernah mendengar pernyataan begini, "Bahwa Imlek itu hanyalah tradisi etnis Tionghoa dan bukan bagian ajaran agama tertentu". Karenanya umat Islam khususnya yang beretnis Tionghoa boleh-boleh saja merayakan Imlek. Benarkah Imlek hanya tradisi? Bolehkah seorang muslim turut merayakan Imlek? Tulisan ini berusaha untuk menjawab dua pertanyaan tersebut, dengan menelaah ajaran agama Khonghucu, serta menelaah hukum syariah Islam yang terkait dengan keterlibatan kaum muslimin dalam perayaan hari raya agama lain.

Jumat, 20 Januari 2012

Abu Bakar An-Nablusi: Teguh di Atas Sunnah Meski Dikuliti & Disalib Penguasa Syi'ah


Sejarah telah mencatat kisah seorang ulama Ahlussunnah yang berani dan tabah dalam menyuarakan kebenaran dan menjulang bendera tauhid di hadapan golongan yang kufur terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Al-Imam Abu Bakar An-Nablusi hidup semasa pemerintahan kerajaan fathimiyah yang bermazhab Syi’ah, berikut ini adalah kisah beliau yang begitu berani mengatakan yang haq di hadapan pemerintah zhalim Syi’ah yang memerintah kala itu.


Adz-Dzhahabi menyebutkan di dalam Siyar A‘lamin Nubala’ mengenai An-Nablusi rahimahullah dengan mengatakan: “Beliau, seorang Imam panutan Asy-Syahid Abu Bakr Muhammad bin Ahmad bin Sahl Ar-Romli dan terkenal dengan sebutan Ibnu An-Nablusi.
Abû Dzar Al-Hafidz berkata, “Ia dipenjara dan disalib oleh Bani Ubaid ketika beliau berpegang teguh di atas As-Sunnah. Aku mendengar Ad-Daruquthni mengisahkan beliau sembari menangis dan mengatakan: ‘Ketika dikuliti, beliau mengatakan: Semua itu telah tertulis di dalam kitab (lauhul mahfudh)”

Worldview Koruptor



 By: Hamid Fahmy Zarkasyi

Beberapa bulan lalu sebuah dialog di televisi swasta membahas perilaku korupsi penegak hukum dan koruptor. Hadir dalam acara itu para guru besar dibidang hukum dan advokat. Yang muncul disitu pertanyaan mengapa hakim dan jaksa korupsi? Padahal mereka adalah penegak hukum dan sangat luas ilmu hukumnya. Mereka adalah pejabat yang tinggi tanggung jawabnya.
Host acara itu lalu mengarahkan pertanyaan itu kepada para guru besar: Apa yang Bapak ajarkan pada mereka sehingga mereka itu korupsi? Para guru besar itupun bersungut-sungut lalu menjawab “tidak ada yang salah dalam mata kuliah mereka.” Lalu dimana letak salahnya? Mengapa demikian dst..dst. menjadi kompleks.

Punya 3 Istri, Siapa Takut>>>


Ketika poligami menjadi sesuatu yang menakutkan, kami sudah menjalaninya dengan menyenangkan. Aku dikaruniai 3 istri yang sangat mendukung perjuanganku. Ketiga istriku saling bersinergi menghadirkan surga di dunia ini menuju surga sebenarnya nanti.
Aku menikahi istri pertamaku pada saat usiaku masih sangat belia. Aku jatuh hati pada pandangan pertama. Tak perlu waktu lama untuk memproses pernikahanku. Istri pertamaku sangat sayang kepadaku, ia selalu menuntun dan membimbingku setiap aku ditimpa masalah dalam hidup. Aku tak akan pernah kehilangan cinta kepadanya.

Istri pertamakulah yang menunjukkan aku pada calon istri keduaku. Aku banyak mengetahui dia dari istri pertamaku itu. Begitu banyak hal yang menarik yang ditunjukkan calon istri keduaku itu, maka tak perlu waktu lama, akupun segera menikahinya. Aku begitu bersemangat, bergairah hidup bersama keduanya.

Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia



Pimpinan Umum Wahdah Islamiyah Ustadz Muhammad Zaitun Rasmin, Lc, MA menjadi salah satu pemrakarsa berdirinya  Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI) sebuah wadah berkumpulnya para Intelektual dan Ulama Muda sebagai tuntutan dakwah yang sangat mendesak dari problematika umat yang menuntut jawaban konkrit di tingkat bawah.Wadah ini didirikan 3 Januari 2011 yang lalu.

Rabu, 18 Januari 2012

10 ALASAN MENGAPA WANITA ENGGAN BERJILBAB


Allah telah mewajibkan hijab atas setiap wanita demi melindungi kesuciannya dan menjaga kehormatannya serta menjadi pertanda bagi keimanannya. Oleh karena itu masyarakat yang jauh dari manhaj Allah dan menyimpang dari jalan-Nya yang lurus adalah masyarakat yang sakit, memerlukan pengobatan yang dapat mengantarkannya kepada kesembuhan dan kebahagiaan. Diantara bentuk penyakit yang sangat menyedihkan adalah tersebarnya fenomena sufur (keberadaan wanita keluyuran diluar rumah) dan tabarruj (terbukanya aurat wanita, rambut, leher, wajah, lengan, kaki dan segala perhiasan dan dandanannya). Sangat disayangkan, fenomena tidak sehat ini telah menjadi ciri khas masyarkat Islam, meskipun pakaian islami masih tersebar didalamnya. Maka pertanyaannya adalah: mengapa masyarakat sampai pada penyimpangan seperti ini? Mengapa kaum muslimah memilih untuk tidak berhijab, menutup aurat dan melindungi harga diri, kesucian dan kehormatan?
Untuk menjawab pertanyaan yang kami lontarkan kepada beberapa kelompok remaja putri ini ternyata hasilnya ada sepuluh alasan pokok, yang kalau kita cermati ternyata kesepuluh alasan itu sangat rapuh dan lemah.
Berikut ini kesepuluh alasan mereka beserta tanggapannya;

Syi’ah dan Sunni Beda Aqidah, Mustahil Disatukan



Pakar Syi’ah Prof. DR. Mohammad Baharun mengatakan, ia tidak pesimis jika Sunni-Syi’ah disatukan, tapi ia ingin mengatakan, tidak mungkin Sunni-Syi’ah dapat dipersatukan, sampai kapanpun. Karena hingga saat ini, belum ada contoh di dunia, dimana Sunni-Syi’ah bisa  saling kompromi dan duduk bersama.
 
“Kita memang memimpikan ukhuwah itu, tapi kita harus berpegang teguh pada akidah di atas ukhuwah. Ukhuwah penting, tapi akidah lebih penting. Dalam hal bermuamalah, boleh saja saling bekerjasama, tapi tidak sampai menodai akidah kita,” ujar Baharun dalam sebuah kajian di Masjid Darussalam, Komplek Tugu Asri, Depok, Sabtu malam (14/1).

Yang jelas, Baharun merasa gagal  memimpikan bersatunya Sunni-Syi’ah. Mengingat, sulit untuk menghapus doktrin yang sudah mendarah daging pada Syi’ah yang suka melaknat para sahabat Nabi dan istri-istrinya. Sunni memang tidak pernah mengatakan sahabat itu ma’sum, tapi bagi ahlu sunnah wal jamaah, Sahabat itu ‘Udul, proporsional, dan penerus kenabian,” papar Baharun.

Senin, 16 Januari 2012

Fenomena Ma’mum yang terjadi di Masjid Kaum Muslimin


By : Abu Muhammad Al-Munawy
(Ketua Umum Fosmim Makassar)

Sebuah subuh yang Indah, seperti biasanya kaum muslimin warga pondokan Unhas harus rela meninggalkan kasur empuknya tuk menyambut panggilan sang Ilahi. Mata yang serasa belum puas menerawangi mimpi-mimpi indah dalam tidur harus terbelalak walaupun agak berat demi dorongan hati dalam  penghambaan diri kepada Rabb, Allah Subhaanahu Wata’ala sang penguasa subuh. Ya, shalat subuh merupakan shalat yang paling berat dikerjakan diantara shalat Fardhu yang lain apatah lagi bagi para mahasiswa. Tidak heran Nabi kita yang tercinta sudah mewanti-wanti dalam sebuah Haditsnya bahwa Shalat yang paling berat dilaksanakan oleh orang-orang munafik adalah shalat Isya dan shalat subuh. Ini tidak berarti kami mengklaim mahasiswa pondokan banyak yang munafik loh. Itu hanyalah wasiat Rasulullah yang menggambarkan pentingnya kedua shalat tersebut.
Setelah shalat subuh, lazimnya yang dilakukan oleh jama’ah adalah berzikir ba’da shalat, membaca Al Qur’an, berbincang dengan jama’ah yang lain, maupun ada yang langsung berdiri untuk kembali ke pondokan masing-masing entah untuk melakukan aktivitas yang produktif ataukah melanjutkan episode mimpi sebelumnya alias tidur kembali. Inilah yang merupakan sindrom tidur pagi yang menimpa kaum muslimin, mahasiswa, atau bahkan aktivis dakwah sekalipun, termasuk kami juga mungkin yang terkadang melakukannya (astaghfirullah). Semoga kita semua bisa menghilangkan kebiasaan kurang baik ini paling minimal menguranginya karena tidak bisa dipungkiri kadang memang kita kecapean karena bagadang di malam sebelumnya. 

Di subuh ketika itu, setelah beberapa saat setelah shalat ditegakkan, naiklah seorang Ust pondokan sekaligus orang tua kami yang akrab kami kenal dengan sebutan Ust Lingga. Beliau berinisiatif untuk memberikan kultum kepada para jama’ah. Itu bukan kali pertama beliau membawakan kultum. Dalam banyak kesempatan ba’da shalat subuh, beliau selalunya memberi siraman rohani kepada para jama’ah, singkat tapi menyentuh. Itulah ciri khusus wejangan beliau, singkat namun menukik tajam menyusuri lorong-lorong hati menyirami qalbu yang keruh. Menggugah,inspiratif dan menggetarkan jiwa. Beliau ketika itu memberikan kultum tentang pembagian atau kategori dari para ma'mum ketika shalat. Beliau mengatakan, ada 4 tipe ma'mum ketika shalat yaitu :
1.       Ma’mum Musaabaqah, artinya ma'mum yang berlomba dengan imam. Imam belum ruku, dia sudah ruku. Imamnya baru mau bangkit dari sujud dia sudah bangkit. Bahkan ada jama’ah yang pernah kami temukan imam belum selesai takbiratul ikhram dia sudah bertakbir bahkan yang lebih parah suara takbirnya lebih besar dari imam. Intinya ma’mum seperti ini sangat tidak dibenarkan.
2.       Ma’mum Muwaafaqah, artinya ma'mum yang menyamai imam. Saking taklid butanya sama imam (mungkin). Kondisi ma’mum seperti ini juga tidak dibenarkan.
3.       Ma’mum mutaaba’ah yakni ma'mum yang mengikuti imam. Yah inilah yang benar yang mesti kita ikuti. Ketika imam selesai melakukan suatu rukun dalam shalat, ma'mum langsung mengikuti gerakan tersebut. Para fuqaha telah menyebutkan kaidah yang baik dalam masalah ini, yaitu hendaknya ma'mum segera bergerak ketika imam telah selesai mengucapkan takbir. Ketika imam selesai melafadzkan huruf (ra’) dari kalimat Allahu Akbar, saat itulah makmum harus segera mengikuti gerakan imam, tidak mendahului dari batasan tersebut atau mengakhirkannya. Jika demikian maka batasan itu menjadi jelas. Semoga kita berada dalam golongan mutaaba’ah ini.
4.       Ma’mum mukhallafah artinya ma'mum yang menyelisihi imam. Maksudnya, ma'mum yang sengaja atau tidak sengaja sehingga dia ketinggalan beberapa rukun shalat dibanding imam. Contohnya ketika imam sudah sujud dia masih tumaninah dalam rukuknya. Ini saking khusu karena tumaninah atau lambat loading karena menghayal? he he. Intinya model ma'mum seperti ini juga tidak kalah buruknya alias keliru.

Tentang kesalahan tersebut, Ust Lingga mengatakan bahwa para ulama sekalipun bahkan sampai menyatakan ma'mum yang model shalatnya seperti ketiga jenis tipe ma'mum yang salah diatas, shalatnya dianggap batal. Kecuali mungkin karena tidak sengaja, lupa, atau lagi menghayal (mungkin). Yah semuanya juga kembali lagi karena tipu daya syaitan dalam shalat.
Diakhir-akhir kultum beliau, beliau menyebutkan bahwa kita hanya bisa bersamaan dengan imam hanya dalam satu kondisi dalam shalat fardhu yakni ketika mengatakan aamin setelah bacaan surah Al Fatihah dalam shalat jahriyyah (maghrib, isya, dan subuh).

Setelah usai kultum, kamipun berdiri dan menghampiri ikhwah-ikhwah al-Hizaam sambil berjalan menuju sekretariat masjid dan berkata kepada ikhwa-ikhwa termasuk Kak Iwan yang terkenal dengan banyolannya, Akupun berujar “Bagaimana dengan imam yang pembalap kok tidak di bahas? Merekapun tertawa dan ada pula yang senyum-senyum setengah mati. Emang ada ya senyum-senyum setengah mati.

Kisah Perdebatan A. Hassan Dengan Tokoh Atheis


 By: Artawijaya (Editor Pustaka Al Kautsar)

Gedung milik organisasi Al-Irsyad, Surabaya, hari itu penuh sesat dipadati massa. Almanak menunjukkan tahun 1955. Kota Surabaya yang panas, serasa makin panas dengan dilangsungkannya debat terbuka antara Muhammad Ahsan, seorang atheis yang berasal dari Malang, dengan Tuan A. Hassan, guru Pesantren Persatuan Islam, Bangil. Meski namanya berbau Islam, Muhammad Ahsan adalah orang atheis yang tidak percaya bahwa Tuhan itu ada, dan tidak pula meyakini bahwa alam semesta ini ada Yang Maha Mengaturnya. Ia juga menyatakan manusia berasal dari kera, bukan dari tanah sebagaimana dijelaskan Al-Qur'an.

Menurut keterangan Ustadz Abdul Jabbar, guru Pesantren Persis, yang menyaksikan perdebatan itu, hadirin yang datang cukup membludak. Lebih dari ratusan massa datang berkumpul, mengular sampai ke luar gedung. Mereka mengganggap perdebatan ini penting, karena Muhammad Ahsan, telah secara terbuka di Surat Kabar
Harian Rakyat, 9 Agustus 1955, meragukan keberadaan Tuhan. Ia juga menolak keyakinan Islam bahwa orang yang berbuat kebaikan di dunia, akan dibalas di akhirat kelak. Ahsan berkeyakinan, segala sesuatu tercipta melalui evolusi alam, dan akan musnah dengan hukum alam juga. Dalam surat kabar itu, ia menyatakan lugas, "Pencipta itu mestinya berbentuk. Tidak mungkin suatu pencipta tidak berbentuk, "tulisnya.

Atas pernyataan itu, Hasan Aidit, Ketua Front Anti Komunis, menghubungi A. Hassan agar bersedia bertukar pikiran dengan tokoh atheis itu. Sebelumnya, Hasan Aidit dan Bey Arifin sudah melayangkan tantangan debat di forum
Study Club Surabaya pada 12 Agustus 1955, namun rencana itu gagal. Ia kemudian menyusun rencana agar Ahsan yang atheis itu dipertemukan dengan A. Hassan, sosok yang dikenal ahli dalam berdebat soal-soal keislaman. A. Hassan dan Muhammad Ahsan bersedia bertemu di forum terbuka.

Singkat kata, perdebatan terbuka benar-benar terjadi. Karena dikhawatirkan akan berlangsung panas, maka panitia memberikan beberapa peraturan kepada hadirin yang datang menyaksikan. Hadirin tak boleh bertepuk tangan, tidak boleh bersorak sorai, tidak boleh saling berbicara, tidak menampakkan gerak-gerik yang merendahkan salah seorang pembicara, dan tidak boleh mengganggu ketentraman selama berlangsungnya perdebatan.


Sementara untuk orang yang berdebat dibuat aturan pula. Masing-masing berdiri di satu podium dan diberi mikrophone, kemudian saling bertukar pertanyaan dan jawaban. Sementara pimpinan acara, yaitu Hasan Aidit, duduk di sebuah meja didampingi seorang sekretaris untuk mencatat jalannya perdebatan. Tugas pimpinan acara adalah mengatur jalannya perdebatan, dan menegur siapa saja yang melanggar aturan.


Setelah dibuka dengan ceramah dari KH. Muhammad Isa Anshary, tokoh Persatuan Islam yang juga petinggi Partai Masyumi, acara pun di mulai. Perdebatan berlangsung dalam format tanya jawab dan saling menyanggah pendapat yang diajukan.


Berikut point-point penting dari ringkasan perdebatan itu. Tokoh atheis Muhammad Ahsan akan disingkat menjadi (MA), sedangkan A. Hassan disingkat menjadi (AH):


A.H: Saya berpendirian ada Tuhan. Buat membuktikan keadaan sesuatu, ada beberapa macam cara; dengan panca indera, dengan perhitungan, dengan kepercayaan yang berdasar perhitungan, dengan penetapan akal. Makatentang membuktikan adanya Tuhan, tuan mau cara yang mana?

M.A: Saya mau dibuktikan adanya Tuhan dengan panca indera dan perhitungan danberbentuk. Karena tiap-tiap yang berbentuk, seperti kita semua, mestinya dijadikan oleh yang berbentuk juga...


A.H: Tidak bisa dibuktikan Tuhan dengan panca indera, karena ada banyakperkara yang kita akui adanya, tetapi tidak dapat dibuktikan dengan panca indera..


M.A: Seperti apa?


A.H: Tuan ada punya akal, fikiran, dan kemauan?

M.A : Ada


A.H : Bisakah tuan membuktikan dengan panca indera?


M.A: Tidak bisa


A.H: Bukan suatu undang-undang ilmi (ilmiah) dan bukan aqli bahwa tiap-tiapsatu yang berbentuk itu penciptanya mesti berbentuk juga. Ada banyakperkara, yang tidak berbentuk dibikin oleh yang berbentuk...


M.A: Seperti apa?

Menjadi Muslimah Pilihan


By : Lisa Febri Prastiwi

Berbahagialah engkau duhai para muslimah. Kalian tercipta begitu rupa, indah melebihi segala pemandangan yang ada. Ini adalah anugerah Tuhan yang harus kalian jaga, biarkan yang berhak saja yang kan tenggelam dalam berjuta pesonanya.
Duhai para muslimah. Kau adalah perhiasan terindah dunia, perhiasan dengan pemaknaan yang berbeda. Berhati-hatilah dari kesalahan persepsi yang ada. Karena bisa jadi, kalian dianggap sama selayaknya emas dan permata. Dijual, dibeli dan dipamerkan di depan berjuta pasang mata.
Duhai para muslimah. Setiap inci tubuhmu mengandung pesona. Jangan biarkan kau hamburkan di pasaran. Lalu setiap tatapan bermanja, banyak tangan menjamahnya, dan bahkan banyak bibir menciuminya. Karena yang kan tersisa, adalah keterpurukan bermahkotakan luka.
Duhai para muslimah. Jangan biarkan umpan rahwana melenakanmu. Tetaplah waspada akan tipu daya. Jangan biarkan mekar segarmu segera layu, pada musim yang tak semestinya. Ada cinta di sana yang kan menjagamu. Dan kau harus sampai padanya dengan tepat waktu. Biarkan Tuhan memapahmu, seiring ikhtiar dan keyakinanmu.
Duhai para muslimah. Untukmu yang baik lelaki baik. Percayalah itu. Maka jaga dirimu, jaga hatimu. Pasrahkan dirimu kelak pada mata yang tertunduk saat dia belum berhak. Pasrahkan pada tangan yang berusaha tak meraba sebelum waktunya. Pasrahkan pada lelaki yang bisa menjagamu, menjaga kehormatanmu dan mampu membawamu ke surga.
Duhai para muslimah. Aku sampaikan ini dengan tulus, sebagai bukti penyesalanku akan tindakan salahku di masa lalu. Karena kutahu sebenarnya, banyak dari kalian yang teramat rapuh dan mudah terayu, oleh para pemain cinta.

Iqro,,,,Membacalah,,!!!!!


Sungguh mengherankan mendengarkan kaum muslimin mengatakan bahwa mereka bosan membaca! Padahal membaca adalah salah satu hobi terbaik yang dimiliki oleh seseorang. Namun sungguh menyedihkan ketika mengetahui bahwa kebanyakan dari kita tidaklah diperkenalkan dengan buku-buku yang menakjubkan dunia. Ini adalah beberapa alasan bagi kita untuk memulai kebiasaan ini… sebelum Anda tertinggal di belakang dalam segala hal. 

1. Membaca merupakan proses mental secara aktif. Tidak seperti duduk di depan sebuah kotak idiot (TV, Plasystation, dll), membaca membuat Anda menggunakan otak Anda. Ketika membaca, Anda akan dipaksa untuk memikirkan banyak hal yang Anda belum mengetahuinya. Dalam proses ini, Anda akan menggunakan sel abu-abu otak Anda untuk berfikir dan menjadi semakin pintar.

2. Membaca akan meningkatkan kosakata Anda.Anda dapat belajar bagaimana mengira suatu makna dari suatu kata (yang belum Anda ketahui) dengan membaca konteks dari kata-kata lainnya di sebuah kalimat. Buku, terutama yang menantang, akan menampakkan kepada Anda begitu banyak kata yang mungkin sebaliknya belum Anda ketahui.

3. Membaca akan meningkatkan konsentrasi dan fokus. Anda perlu untuk bisa fokus terhadap buku yang sedang Anda baca untuk waktu yang cukup lama. Tidak seperti majalah, internet atau email yang hanya berisi potongan kecil informasi, buku akan menceritakan keseluruhan cerita. Oleh sebab Anda perlu berkonsentrasi untuk membaca. Seperti otot, Anda akan menjadi lebih baik di dalam berkonsentrasi.

4. Membangun kepercayaan diri.Semakin banyak yang Anda baca, semakin banyak pengetahuan yang Anda dapatkan. Dengan bertambahnya pengetahuan, akan semakin membangun kepercayaan diri. Jadi hal ini merupakan reaksi berantai. Karena Anda adalah seorang pembaca yang baik, orang-orang akan mencari Anda untuk mencari suatu jawaban. Perasaan Anda terhadap diri Anda sendiri akan semakin baik. [Namun ingat, ikhlas tetap merupakan jalan untuk mencapai kesuksesan, dan berhati-hatilah dari sikap merasa bangga diri. Bersyukurlah selalu kepada Allah atas secuil pengetahuan yang Anda miliki].

5. Meningkatkan memori.Banyak penelitian yang menunjukkan bahwa jika Anda tidak menggunakan memori anda, Anda bisa kehilangannya. Teka-teki silang adalah salah satu contoh permainan kata yang dapat mencegah penyakit Alzheimer. Membaca, walaupun bukan sebuah permainan, akan membantu Anda meregangkan “otot” memori Anda dengan cara yang sama. Membaca itu memerlukan ingatan terhadap detail, fakta dan gambar pada suatu literatur, alur, tema atau karakter cerita.

6. Meningkatkan kedisplinan.Mencari waktu untuk membaca adalah sesuatu yang kita sudah mengetahuinya untuk dilakukan. Namun, siapa yang membuat jadwal untuk membaca buku setiap harinya? Hanya sedikit sekali. Karena itulah, menambahkan aktivitas membaca buku ke dalam jadwal harian Anda dan berpegang dengan jadwal tersebut akan meningkatkan kedisiplinan.

7. Meningkatkan kretivitas.Membaca tentang keanekaragaman kehidupan dan membuka diri Anda terhadap ide dan informasi baru akan membantu perkembangan sisi kreatif otak Anda, karena otak Anda akan menyerap inovasi tersebut ke dalam proses berfikir Anda.

8. Mengurangi kebosanan.Salah satu kebiasaan yang saya miliki adalah, apabila saya merasa bosan, maka saya akan mengambil buku dan mulai membacanya. Apa yang saya temukan dengan berpegang kepada kebiasaan ini adalah, saya menjadi semakin tertarik dengan suatu bahasan buku dan saya sudah tidak bosan lagi. Maksud saya, jika Anda merasa bosan, Anda akan merasa lebih baik dengan membaca buku yang bagus, bukan? Jika Anda ingin memecahkan rasa malas yang monoton, dan kehidupan yang tidak kreatif dan membosankan, maka pergi dan ambillah satu buku yang menarik. Bukalah halaman-halamannya dan jelajahi dunia baru yang penuh dengan informasi dan kecerdasan.

Terima kasih telah membaca.

Sumber: http://rachdie.blogdetik.com/2011/02/05/8-manfaat-membaca/

Sabtu, 14 Januari 2012

Ta'aruf.....yesss,,,Pacaran....nooo



By : Abu Afif Ibnu Husein

Kali ini saya akan berbagi dengan sahabat fillah sekaligus menjawab share beberapa sahabat yang meminta untuk di bahas hal ini secara specifik, dan mohon maaf baru bisa menanggapinya sekarang.. ^_^

Inilah argumen saya,yang mungkin sahabat pernah membaca hal-hal yang kurang lebih seperti ini ,mendengar dsb,dan seperti yg salah 1 sahabat katakan bahwa kebanyakan jawaban yg keluar dari argumen mereka mencirikan pribadi mereka,dan inilah saya.. selamat membaca !!

Makna ta'aruf yang sebenarnya adalah berkenalan.Pada beberapa tahun terakhir ini, ada gejala pergeseran makna ta'aruf. Ada kecenderungan, ta'aruf tidak lagi diartikan menurut makna asli yang terkandung dalam Al-Quran, surah al-Hujurât [49], ayat 13:

“Hai manusia! Sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku li ta‘ârafû (supaya kamu saling kenal). …. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”


Istilah Lain Yang Lebih Tepat

Di kitab Abdul Halim Abu Syuqqah, Tahrîr al-Mar’at (kitab ini menghimpun hadits-hadits shahih mengenai hubungan pria-wanita), aku jumpai enam hadits shahih mengenai perlunya “pendekatan” antara laki-laki dan perempuan yang hendak segera menikah. (Lihat Abdul Halim Abu Syuqqah, Kebebasan Wanita (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), hlm. 53-56.)

Di situ, ada satu kata khas yang selalu muncul pada keenam hadits tersebut. Apakah kata khas ini seakar dengan istilah “taaruf” (saling kenal)?

Tidak. Istilah taaruf atau pun kata-kata yang seakar dengannya tidak pernah muncul di situ. Kata khas yang muncul adalah “nazhar”. Kemunculannya berbentuk kata kerja “yanzhuru” (memperhatikan) dan kata perintah “unzhur” (perhatikanlah).

Nah! Dari situ kita jadi ngeh, ternyata kita tidak diperintahkan untuk sekadar “taaruf” (saling kenal) bila hendak segera menikah. Yang disyariatkan dalam keadaan ini adalah “tanazhur” (saling memperhatikan).

Terus, apakah kata “nazhar” itu eksklusif khusus bagi yang hendak segera menikah?

Enggak juga. Contohnya, dalam suatu riwayat yang ngetop dikabarin, Ali r.a. berwasiat: “Unzhur mâ qâla wa lâ tanzhur man qâla.” (Perhatikanlah apa yang dikatakan dan janganlah kau perhatikan siapa yang mengatakan.)

Jadi, buat ngebedain ama jenis-jenis tanazhur lainnya, istilah yang lebih tepat untuk “pendekatan” antara laki-laki dan perempuan yang hendak segera menikah adalah TANAZHUR PRANIKAH.

Jadi, makna asli istilah taaruf itu adalah proses saling kenal dengan siapa pun selama hayat dikandung badan.

Jika yang anda maksudkan kebanyakan masyarakat sekarang adalah taaruf dalam rangka akan menikah, maka kira-kira umumnya dilakukan sebagai berikut:

1. Saling tukar menukar data diri, nama, alamat, tempat tanggal lahir, nama orang tua, suku, hobi, dan lain-lain yang dianggap wajar sebagai perkenalan pertama. Plus foto masing-masing.

2. Jika dari data pertama tersebut, jika kedua pihak setuju, maka pertemuan dilanjutkan sesuai kesepakatan untuk berjumpa pertama kali atau “melihat”. Yang kita sebut "melihat" inilah yang sebenarnya sesuai sunnah Nabi SAW, sebab Beliau SAW ketika salah seorang menyatakan akan menikah dengan si fulanah, beliau bertanya apakah sudah pernah melihat fulanah tersebut? Kemudian Beliau menganjurkan sahabat tersebut untuk melihatnya, dengan alasan: “karena melihat membuat engkau lebih terdorong untuk menikahinya”. Kira-kira demikian. Yang disebut “melihat” ini biasanya dilakukan dengan ditemani orang lain, sesama wanita dari pihak wanita (atau mahramnya yang pria) dan si pria bisa sendiri atau dengan orang lain.

3. Dalam pertemuan pertama tersebut fungsinya membuktikan data foto. Bisa jadi dalam pertemuan tersebut satu sama lain saling bertanya tentang hal-hal yang perlu diperjelas.

4. Seringkali pertemuan tsb dilanjutkan dengan “hubungan” selanjutnya dengan maksud memperjelas perkenalan, yaitu mungkin dengan (1) surat menyurat (2) sms atau telepon (3) atau pertemuan lain dengan komposisi yang sama. Dalam langkah selanjutnya ini umumnya yang dilakukan adalah mendetilkan perkenalan.

5. Jika saling setuju, maka selanjutnya kedua pihak mulai melibatkan ortu, kadang juga ortu terlibat sejak awal, namun biasanya jika sudah melibatkan ortu itu artinya mulai bicara teknis pernikahan.

6. Jika sudah bicara teknis artinya sudah dalam proses menuju pernikahan atau dengan kata lain si wanita sudah dilamar dan tak boleh dilamar pria lain. Seringkali kami juga menganjurkan agar kedua pihak (pada tahap antara nomer 4 dan 5) untuk saling tukar data lebih jauh, misalnya keduanya masing-masing membuat semacam surat perkenalan yang menceritakan tentang diri masing-masing, misalnya kisah singkat tentang dirinya atau tentang hobinya dsb. Ini ijtihad saja yang intinya untuk memberi kesempatan atau sarana bagi kedua pihak untuk taaruf. Bisa juga anda engembangkan cara-cara lain. Apapun juga ada beberapa kesimpulan yang dapat ditarik sebagai “aturan main” taaruf untuk pernikahan pada zaman kita ini


1. Tidak berkhalwat (hadits ttg ini sudah jelas dan dibahas di banyak buku dan kesempatan)

2. Tidak boleh zina hati dan zina mata (termasuk mendekati zina)

3. Agar nomer 2 tidak dilanggar, maka waktu taaruf tak boleh terlalu panjang, apalagi jika sampai tanpa batas yang ditentukan. Jika tak bisa menentukan waktu, sebaiknya pisah saja dulu tanpa ikatan janji. Sebab (1) janji atau yang semacam itu mengundang harap-harap dan itu menjadi zina hati (2) Janji menyebabkan pria lain tak bisa mendekati si wanita dan itu membuat posisinya sudah “setengah milik” bagi pria yang sedang melamarnya tanpa batas waktu kapan menikah. (3) keadaan yang bagaikan “setengah milik” ini menimbulkan kecenderungan mencairkan “hijab dalam pergaulan” antara kedua insan tersebut, ini menjadi mendekati zina. Contohnya adalah timbulnya perilaku cemburu pada pacar atau tunangan yang padahal tak ada kaitan/ikatan apa-apa.

Kamis, 12 Januari 2012

Zina Bak Binatang Ala Agama Syi'ah


Sejak lama, Yayasan Astan Quds al-Ridhawy –yang merupakan sebuah yayasan yang mengurus wakaf dan urusan agama serta beberapa perusahaan bisnis besar di dalam dan di luar kawasan Khurasan- telah mengumumkan permintaan untuk mendatangkan para gadis yang umurnya berkisar antara 12 hingga 35 tahun untuk melakoni profesi Mut’ah (sejenis pelacuran yang “halal”!!)
Pengumumun ini muncul setelah semakin bertambahnya permintaan terhadap servis Mut’ah dari para turis yang datang ke Kota Masyhad, demi menciptakan iklim spiritual yang nyaman bagi para turis (tentu saja untuk kalangan pria dari mereka!!), serta untuk mendekatkan diri kepada Allah melalui pelaksanaan ritual ini.

BERIKUT TERJEMAHAN DOKUMEN PENGUMUMAN TERSEBUT:

Bismillahirrahmanirrahim

Nikah itu adalah sunnahku
Yayasan Astan Quds Ridhawy (Propinsi Masyhad, Kota al-Ridha Iran) mengumumkan tentang maksudnya untuk mendirikan sebuah markas tempat melangsungkan akad nikah untuk waktu pendek (short time!) di dekat kuburan Imam al-Ridha alaihissalam, demi meningkatkan iklim spiritual dalam masyarakat dan demi menciptakan iklim ruhani dan ketenangan bagi kawan-kawan peziarah yang mengunjungi kawasan makam Imam sementara mereka jauh dari keluarga mereka.
Untuk itu, maka pihak Yayasan meminta kepada seluruh akhawat mukminah yang masih perawan, yang usianya belum melampaui 12 sampai 35 tahun, pihak Yayasan mengajak mereka untuk memberikan bantuan dan terlibat dalam proyek ini.
Masa kontrak bagi akhawat yang mau terlibat dalam pekerjaan ini adalah 2 tahun, dan yang menjadi kewajiban bagi akhawat yang terikat kontrak dengan Yayasan al-Ridhawy adalah melakukan Nikah Mut’ah selama 25 hari setiap bulan selama masa kontrak kerja.
Dan masa kontrak akan dihitung dari bagian masa kerja, dan masa kerja untuk setiap akad (Mut’ah) berkisar antara 5 jam hingga 10 hari dengan setiap pria.
Nilai bayaran yang ditetapkan untuk setiap akad Mut’ah dalam penjelasan berikut:
  • Mut’ah 5 jam : 50.000 Tuman (50 Dolar)
  • Mut’ah 1 hari: 75.000 Tuman (75 Dolar)
  • Mut’ah 2 hari: 100.000 Tuman (100 Dolar)
  • Mut’ah 3 hari: 150.000 Tuman (150 Dolar)
  • Mut’ah 4 s/d 10 hari: 300.000 Tuman (300 Dolar)
  • Sementara para perempuan yang baru pertama kali melakukan nikah Mut’ah akan mendapatkan bayaran 150.000 Tuman sebagai pengganti penghilangan keperawanannya!
Diterjemahkan oleh:Muhammad Ihsan Zainuddin, 
sumber : http://www.aansar.com/news.php?action=show&id=1775

Rabu, 11 Januari 2012

Dokumen Rahasia Agama Syi'ah Imamiyah

Inilah Dokumen Rahasia sekte agama Syi'ah, tentang misi jangka panjang mereka (50 tahun kedepan), untuk menegakkan kembali dinasti Persia yang telah runtuh oleh Islam berabad-abad lamanya, sekaligus membumi-hanguskan negara-negara Ahlus Sunnah, musuh bebuyutan mereka. Dokumen ini disebarkan oleh Ikatan Ahlus Sunnah di Iran, begitu pula majalah-majalah di berbagai negara Ahlus Sunnah (Islam), termasuk diantaranya Majalah al-Bayan, edisi 123, Maret 1998.
Karena naskah yang tersebar adalah naskah dalam bahasa arab, maka kami terjemahkan ke dalam bahasa indonesia, agar orang yang tidak mampu berbahasa arab pun bisa memahami isi naskah tersebut.
Sekarang kami persilahkan Anda membaca terjemahannya:

((Bila kita tidak mampu untuk mengusung revolusi ini ke negara-negara tetangga yang muslim, tidak diragukan lagi yang terjadi adalah sebaliknya, peradaban mereka -yang telah tercemar budaya barat- akan menyerang dan menguasai kita.
Alhamdulillah, -berkat anugerah Allah dan pengorbanan para pengikut imam yang pemberani- berdirilah sekarang di Iran, Negara Syiah Itsna Asyariyyah (syiah pengikut 12 imam), setelah perjuangan berabad-abad lamanya. Oleh karena itu, -atas dasar petunjuk para pimpinan syi’ah yang mulia- kita mengemban amanat yang berat dan bahaya, yakni: menggulirkan revolusi.
Kita harus akui, bahwa pemerintahan kita adalah pemerintahan yang berasaskan madzhab syi’ah, disamping tugasnya melindungi kemerdekaan negara dan hak-hak rakyatnya. Maka wajib bagi kita untuk menjadikan pengguliran revolusi sebagai target yang paling utama.
Akan tetapi, karena melihat perkembangan dunia saat ini dengan aturan UU antar negaranya, tidak mungkin bagi kita, untuk menggulirkan revolusi ini, bahkan bisa jadi hal itu mendatangkan resiko besar yang bisa membahayakan kelangsungan kita.
Karena alasan ini, maka -setelah mengadakan tiga pertemuan, dan menghasilkan keputusan, yang disepakati oleh hampir seluruh anggota-, kami menyusun strategi jangka panjang 50 tahun, yang terdiri dari 5 tahapan, setiap tahapan berjangka 10 tahun, yang bertujuan untuk menggulirkan revolusi islam ini, ke seluruh negara-negara tetangga, dan menyatukan kembali dunia Islam (dengan men-syi’ah-kannya).
Karena bahaya yang kita hadapi dari para pemimpin Wahabiah dan mereka yang berpaham ahlus sunnah, jauh lebih besar dibandingkan bahaya yang datang dari manapun juga, baik dari timur maupun barat, karena orang-orang Wahabi dan Ahlus Sunnah selalu menentang pergerakan kita. Merekalah musuh utama Wilayatul Fakih dan para imam yang ma’shum, bahkan mereka beranggapan bahwa menjadikan faham syi’ah sebagai landasan negara, adalah hal yang bertentangan dengan agama dan adat, dengan begitu berarti mereka telah memecah dunia Islam menjadi dua kubu yang saling bermusuhan.
Atas dasar ini:
Kita harus menambah kekuatan di daerah-daerah berpenduduk Ahlus Sunnah di Iran, khususnya kota-kota perbatasan. Kita harus menambah masjid-masjid dan husainiyyat kita di sana, disamping menambah volume dan keseriusan dalam pengadaan acara-acara peringatan ritual syi’ah.
Kita juga harus menciptakan iklim yang kondusif, di kota-kota yang dihuni oleh 90-100 persen penduduk Ahlus Sunnah, agar kita bisa mengirim dalam jumlah besar kader-kader syi’ah dari berbagai kota dan desa pedalaman, ke daerah-daerah tersebut, untuk selamanya tinggal, kerja, dan bisnis di sana.
Dan merupakan kewajiban negara dan instansinya, untuk memberikan perlindungan langsung kepada mereka yang diutus untuk menempati daerah itu, dengan tujuan agar dengan berlalunya waktu, mereka bisa merebut jabatan pegawai di berbagai kantor, pusat pendidikan dan layanan umum, yang masih di pegang oleh kaum Ahlus Sunnah.
Strategi yang kami buat untuk pengguliran revolusi ini, -tidak seperti anggapan banyak kalangan- akan membuahkan hasil, tanpa adanya kericuhan, pertumpahan darah, atau bahkan perlawanan dari kekuatan terbesar dunia. Sungguh dana besar yang kita habiskan untuk mendanai misi ini, tak akan hilang tanpa timbal-balik.

Teori Memperkuat Pilar-pilar Negara:
Kita tahu, bahwa kunci utama untuk menguatkan pilar-pilar setiap negara, dan perlindungan terhadap rakyatnya, berada pada tiga asas utama:
Pertama: Kekuatan yang dimiliki oleh pemerintahan yang sedang berkuasa.
Kedua: Ilmu dan pengetahuan yang dimiliki oleh para ulama dan penelitinya.
Ketiga: Ekonomi yang terfokus pada kelompok pengusaha pemilik modal.
Apabila kita mampu menggoncang pemerintahan, dengan cara memunculkan perseteruan antara ulama dan penguasanya, atau memecah konsentrasi para pemilik modal di negara itu, dengan menarik modalnya ke negara kita atau negara lain, tak diragukan lagi, kita telah menciptakan keberhasilan yang gemilang dan menarik perhatian dunia, karena kita telah meruntuhkan tiga pilar tersebut.
Adapun rakyat jelata setiap negara, yang berjumlah rata-rata 70-80 persen, mereka hanyalah pengikut hukum dan kekuatan yang menguasainya. Mereka disibukkan oleh tuntutan hidupnya, untuk mencari rizki, makan dan tempat tinggalnya. Oleh karena itu, mereka akan membela siapa pun yang sedang berkuasa. Dan untuk mencapai atap setiap rumah, kita harus menaiki tangga utamanya.
Tetangga-tetangga kita dari kaum Ahlus Sunnah dan Wahabi adalah: Turki, Irak, Afganistan, Pakistan, dan banyak negara kecil di pinggiran selatan, serta gerbangnya negara teluk persia, yang tampak seakan negara-negara yang bersatu, padahal sebenarnya berpecah-belah. Daerah-daerah ini, adalah kawasan yang sangat penting sekali, baik di masa lalu, maupun di masa-masa yang akan datang. Ia juga ibarat kerongkongan dunia di bidang minyak bumi. Tidak ada di muka bumi ini kawasan yang lebih sensitif melebihinya. Para penguasa di kawasan ini memiliki taraf hidup yang tinggi, karena penjualan minyak buminya.

Kategori Penduduk di Kawasan Ini
Penduduk di kawasan ini terbagi dalam tiga golongan:
Pertama: Penduduk baduwi dan padang pasir, yang telah ada sejak beratus-ratus tahun lalu.
Kedua: Pendatang yang hijrah dari berbagai pulau dan pelabuhan, yang telah hijrah sejak zaman pemerintahan Syah Isma’il as-Shofawi, dan terus berlangsung hingga zamannya Nadirsyah Afsyar, Karim Khan Zind, Raja al-Qojar, dan keluarga al-Bahlawi. Dan telah banyak perjalanan hijrah dari waktu ke waktu, sejak mulainya revolusi Islam.
Ketiga: Mereka yang berasal dari negara arab lainnya, dan kota-kota pedalaman Iran.
Adapun lahan bisnis, perusahaan ekspor impor dan kontraktor, biasanya dikuasai oleh selain penduduk asli. Sedangkan penduduk asli, kebanyakan mereka hidup dari menyewakan lahan dan jual-beli tanah. Mengenai para keluarga penguasa, biasanya mereka hidup dari gaji pokok penjualan minyak buminya.
Adapun kerusakan masyarakat, budaya, banyaknya praktik yang menyimpang dari islam, itu sangat jelas terlihat. Karena mayoritas penduduk negara-negara ini, telah larut dalam kenikmatan dunia, kefasikan dan perbuatan keji. Banyak dari mereka yang mulai membeli perumahan, saham perusahaan, dan menyimpan modal usahanya di Eropa dan Amerika, khususnya di Jepang, Inggris, Swedia, dan Swiss, karena kekhawatiran mereka akan runtuhnya negara mereka di masa-masa mendatang. Sesungguhnya dengan menguasai negara-negara ini, berarti kita telah menguasai setengah dunia.

Beberapa Tahapan Dalam Menggulirkan Revolusi Ini
Untuk menjalankan misi panjang 50 tahun ini, langkah pertama yang harus kita lakukan adalah: memperbaiki hubungan kita dengan negara-negara tetangga, dan harus ada hubungan yang kuat dan sikap saling menghormati, antara kita dengan mereka. Bahkan kita juga harus memperbaiki hubungan kita dengan Irak, setelah perang berakhir dan Sadam Husein jatuh, karena menjatuhkan seribu kawan itu lebih ringan, dibanding menjatuhkan satu lawan.
Dengan adanya hubungan politik, ekonomi dan budaya antara kita dengan mereka, tentunya akan masuk sekelompok kader dari Iran ke negara-negara ini, sehingga memungkinkan kita untuk mengirim para duta secara resmi, yang pada hakekatnya adalah pelaksana program revolusi ini, selanjutnya kita akan tentukan misi khusus mereka saat menugaskan dan mengirimkannya.
Janganlah kita beranggapan bahwa 50 tahun adalah waktu yang panjang, karena kesuksesan langkah kita ini benar-benar membutuhkan perencanaan yang berkelanjutan hingga 20 tahun. Sungguh tersebarnya paham syi’ah, yang kita rasakan di banyak negara saat ini, bukanlah buah dari perencanaan 1 atau 2 hari.
Dulunya kita tidak memiliki seorang pun pegawai di negara manapun, apalagi kader dengan jabatan menteri, wakil negara dan presiden. Bahkan dulunya banyak kelompok, seperti Wahabiah, Syafi’iah, Hanafiah, Malikiah, dan Hanbaliah, memandang kita sebagai kelompok yang murtad dari Islam, sehingga pengikut mereka telah berkali-kali mengadakan pemusnahan kaum syi’ah secara massal. Memang benar kita tidak merasakan pahitnya hari-hari itu, tetapi nenek moyang kita pernah merasakannya. Kehidupan kita hari ini adalah buah dari gagasan, pemikiran dan langkah mereka. Mungkin juga kita tidak akan hidup di masa depan, akan tetapi revolusi dan madzhab kita akan tetap ada.
Untuk menunaikan misi ini, tidaklah cukup hanya dengan mengorbankan hidup, atau apapun yang paling berharga sekalipun, akan tetapi juga membutuhkan pemrograman yang telah matang dikaji.
Harus ada perencanaan untuk masa depan, walaupun untuk 500 tahun ke depan, apalagi hanya 50 tahun saja. Karena kita adalah pewaris berjuta-juta syuhada’, yang gugur di tangan setan-setan yang mengaku muslim, darah mereka terus mengalir dalam sejarah, sejak meninggalnya Rasul hingga hari ini. Dan cucuran darah itu tidak akan kering, sehingga setiap orang yang mengaku muslim, meyakini hak Ali dan keluarga Rasulullah, mengakui kesalahan nenek moyang mereka, dan mengakui syi’ah sebagai pewaris utama ajaran Islam.

Beberapa Tahapan Penting Dalam Perjalanan Misi Ini

Tahap Pertama (sepuluh tahun pertama):
Kita tidak ada masalah dalam menyebarkan madzhab syi’ah di Afganistan, Pakistan, Turki, Iran dan Bahrain. Karena itu, kita akan menjadikan tahapan sepuluh tahun kedua, sebagai tahapan pertama di 5 negara ini.
Sedangkan tugas para duta kita di belahan negara lain adalah tiga hal:
Pertama: Membeli lahan tanah, perumahan dan perhotelan.
Kedua: Menyediakan lapangan pekerjaan, kebutuhan hidup dan fasilitasnya kepada para pengikut paham syi’ah, agar mereka mau hidup di rumah yang dibeli, sehingga bertambah banyak jumlah penduduk yang sepaham dengan kita.
Ketiga: Membangun jaringan dan relasi yang kuat dengan para pemodal di pasar dagang, dengan para pegawai kantor, khususnya mereka yang menjabat sebagai kepala tinggi, dengan tokoh publik dan dengan siapapun yang memiliki hak keputusan penuh di berbagai instansi negara.
Di sebagian negara-negara ini, ada beberapa daerah, yang sedang dalam proyek pengembangan, bahkan di sana ada rencana proyek pengembangan untuk puluhan desa, kampung, dan kota kecil lainnya. Tugas wajib para duta yang kita kirim adalah membeli sebanyak mungkin rumah di desa itu, untuk kemudian dijual dengan harga yang pantas kepada orang yang mau menjual hak miliknya di pusat kota. Sehingga dengan langkah ini, kota yang padat penduduknya bisa kita rebut dari tangan mereka.