Sabtu, 19 Mei 2012

Ibadah, Kekuatan Besar para Mujahid Dakwah


oleh
Abu Muhammad Abdullah Al Munawy

Dalam sebuah kegiatan Tabligh Akbar bertajuk Global March to Jerussalem (GMJ)  beberapa waktu yang lalu, Masjid al-Markaz al-Islami kembali menjadi saksi adanya perhelatan Akbar sebagai wujud komitmen beberapa Ormas Islam dan beberapa kelompok masyarakat termasuk pemuda Islam di Makassar untuk berkontribusi dalam perjuangan guna membebaskan Palestina dari cengkraman Zionis Yahudi Israel.

Kegiatan tersebut berlangsung pada hari Jum’at hampir seharian penuh yang dimulai semenjak pagi hari sampai menjelang shalat ashar. Kegiatan tersebut diawali dengan berbagai kegiatan seperti lomba menggambar yang diikuti oleh beberapa perwakilan Sekolah Dasar di Kota Makassar, ada juga atraksi beladiri perisai badar, serta ada pula orasi-orasi dari beberapa ormas Islam termasuk FPI dan Perwakilan  Lingkar Dakwah Mahasiswa Indonesia (LIDMI).
Masing-masing turut mengambil bagian dalam orasi tersebut yang dipusatkan di halaman depan Masjid al-Markaz al-Islami Makassar. Para jama’ah yang memadati halaman depan Masjid al-Markaz al-Islami pun disemangati untuk berjuang melawan kebiadaban Zionis Israel di Palestina yang merupakan tempat

Rabu, 16 Mei 2012

Agar tak Sepi Sendiri di Barzakh Nanti


 Oleh: Abu Umar Abdillah

Khalifah Abdul Malik bin Marwan telah banyak menaklukkan negeri-negeri  di berbagai penjuru negeri dan menjadikannya daulah islamiah pada zamannya. Ibnu Asaakir dalam Tarikh Dimasyq menyebutkan dari Abu Mashar yang mengisahkan detik-detik akhir kehidupan sang Khalifah. Tatkala beliau sakit menjelang kematiannya ditanya, “Apa yang Anda rasakan wahai Amirul Mukminin?” Beliau menjawab, “Aku mendapatkan diriku sebagaimana yang Allah firmankan:
وَلَقَدْ جِئْتُمُونَا فُرَادَى كَمَا خَلَقْنَاكُمْ أَوَّلَ مَرَّةٍ وَتَرَكْتُمْ مَا خَوَّلْنَاكُمْ وَرَاءَ ظُهُورِكُمْ
“Dan Sesungguhnya kamu datang kepada Kami sendiri-sendiri sebagaimana kamu Kami ciptakan pada mulanya, dan kamu tinggalkan di belakangmu (di dunia) apa yang telah Kami karuniakan kepadamu.” (QS. Al-An’âm: 94)
Lalu beliau mensifati kenikmatan dunia, “Sesungguhnya selama apapun kenikmatan dunia, tetap saja singkat, dan sebesar apapun kenikmatan di dalamnya, tetap saja hina.”

Minggu, 06 Mei 2012

Kerusakan Demonstrasi dalam Kacamata Islam


 Penulis: Muhammad Abduh Tuasikal

Ingin menyampaikan aspirasi, yang jadi pilihan untuk saat ini bagi para pemuda dan mahasiswa adalah demonstrasi. Cobalah lihat saat ini yang terjadi. Akibat demonstrasi besar-besaran untuk menolak kenaikan harga BBM, akhirnya terjadi kerusakan di mana-mana. Jalanan macet, bandara diblokir, korban jiwa berjatuhan, fasilitas rakyat rusak, dan saling terjadi penyerangan antara mahasiswa dan aparat. Apa yang diinginkan oleh para pemuda? Katanya ingin menyampaikan aspirasi rakyat, namun kenapa sampai rakyat yang jadi korban? Selain kerusakan tersebut, Islam pun telah menjelaskan kerusakan akibat demonstrasi itu sendiri. Semoga bahasan berikut bermanfaat dan menjadi renungan bagi orang yang cerdas yang ingin mengambil pelajaran.

Pertama: Demonstrasi yang brutal maupun dengan cara damai telah terang-terangan menandakan keluar dari ketaatan pada penguasa. Melakukan pembangkangan dari ketaatan kepada penguasa adalah haram dengan kesepakatan para ulama. Imam Nawawi rahimahullah berkata,
وَأَمَّا الْخُرُوج عَلَيْهِمْ وَقِتَالهمْ فَحَرَام بِإِجْمَاعِ الْمُسْلِمِينَ ، وَإِنْ كَانُوا فَسَقَة ظَالِمِينَ.
“Adapun keluar dari ketaatan pada penguasa dan menyerang penguasa, maka itu adalah haram berdasarkan ijma’ (kesepakatan) para ulama, walaupun penguasa tersebut adalah

Rabu, 02 Mei 2012

Meneladani Bakti Ulama Pada Orangtuanya


 Penulis: Nunung Wulandari

Wahai saudriku, kini kan kuhadirkan untukmu nukilan kisah para ulama serta amalan bakti mereka kepada orangtuanya. Merekalah orang yang berilmu, lagi paling mengetahui hak-hak yang besar yang dimiliki orangtua atas diri-diri mereka. Betapa mereka sangat perhatian dengan hal ini, karena bakti mereka kepada orangtua adalah pembuka jalan menuju surga. Semoga nukilan kisah ini kan menjadi cerminan, bagaimana seharusnya kita memperlakukan orangtua, sebagaimana yang dilakukan para ulama.

1. Iyas bin Mu’awiyyah


Ketika ibu beliau meninggal, beliaupun menangis. Orang yang mengetahui hal itupun bertanya kepada beliau yang mungkin didorong rasa heran karena melihat seorang yang ‘alim di antara mereka tak mampu menahan airmatanya tatkala mendapati ibunya telah meninggal. “Mengapa Anda menangis?”. Maka Iyas bin Mu’awiyyah menjawab,”Dahulu aku