Senin, 26 Maret 2012

UN Gantikan SMPTN Hemat 40 Miliar Rupiah



Wakil Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Wamendikbud) Bidang Pendidikan Prof Musliar Kasim, mengatakan jika hasil Ujian Nasional dipergunakan sebagai pengganti Seleksi Masuk Perguruan Tinggi Negeri, maka akan ada penghematan uang negara sebesar Rp 40 miliar setiap tahun.
"Setiap tahun biaya UMPTN mencapai Rp40 miliar, kalau hasil UN dapat menggantikan SMPTN maka negara berhemat sebesar itu," kata Musliar pada kegiatan Ikrar Pelaksanaan Ujian Nasional (UN) Jujur dan Berprestasi serta Pendidikan Antikorupsi, yang digelar di Mataram, Nusa Tenggara Barat (NTB), Senin, (25/03/2012) dikutip Antara.

Para pihak yang membacakan ikrar pelaksanaan UN itu, yakni dewan pendidikan, guru dan siswa, yang juga disaksikan Gubernur NTB TGH M Zainul Majdi.

Musliar mengatakan, pemerintah berupaya agar hasil Ujian Nasional (UN) pada semua tingkatan dapat dijadikan indikator saat melanjutkan pendidikan di jenjang yang lebih tinggi.

"Kalau UN SD sudah dipakai di SMP, dan UN SMP dipakai di SMA, sekarang tinggal UN SMA yang diupayakan agar juga dipakai di perguruan tinggi," ujarnya dihadapan lebih dari 200 siswa SMA/SMK/MA, yang mengikuti kegiatan ikrar pelaksanaan UN 2012 itu.

Musliar yang ditemui usai ikrar tersebut mengakui, pihaknya belum bisa memastikan hasil UN SMA/SMK/MA 2012 dijadikan indikator untuk memasuki Perguruan Tinggi Negeri (PTN) tanpa Seleksi Penerimaan Mahasiswa Baru (SMPTN).

Sabtu, 24 Maret 2012

Haruskah Kedokteran Modern Dan Thibbun Nabawi Dipertentangkan?


 Oleh: dr. Raehanul Bahraen

Yang mendorong kami mengangkat tema ini adalah kami menemukan langsung beberapa orang yang salah paham mengenai pengobatan khususnya thibbun nabawi dan kedokteran barat modern. Kesalahpahaman tersebut berdampak timbul angapan bahwa kedokteran barat modern bertentangan semua dengan thibbun nabawi, sikap anti total terhadap pengobatan barat modern, kemudian jika memilih pengobatan selain thibbun nabawi berarti tidak cinta kepada sunnah serta dipertanyakan keislamannya. Padahal kedokteran barat modern bisa dikombinasikan dengan thibbun nabawi atau dipakai bersamaan. Dan juga ada beberapa tulisan-tulisan mengenai hal ini yang menyebar melalui dunia nyata dan dunia maya. Oleh karena itu, dengan mengharap petunjuk dari Allah Ta’ala kami mencoba mengangkat tema ini.
Contoh kesalahpahaman
Salah satunya yaitu mengangap bahwa jika sakit seseorang harus bahkan wajib berobat dengan thibbun nabawi, kemudian ditambah lagi dengan adanya anggapan yang kurang benar mengenai kedokteran modern misalnya,
- Berasal dari orang kafir
- Menggunakan bahan kimia yang HANYA berbahaya bagi tubuh
-Jika tidak menggunakan pengobatan nabawi berarti tidak memilih
pengobatan nabawi dan tidak mengikuti sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa sallam.
Berikut contoh yang kami temui langsung dengan adanya kesalahpahaman tersebut.
Contoh pertama
Seorang senior kami penuntut ilmu agama [sekarang beliau adalah pengasuh situs islam yang cukup terkenal], ia sudah terkena demam cukup tinggi selama tiga hari, di tambah batuk dan pilek. Tetapi beliau tidak mau mengkonsumsi obat-obat kimia dari kedokteran barat, apalagi konsultasi ke dokter. Beliau hanya mengkomsumsi madu dan habbatus sauda selama sakit, akan tetapi qaddarullah, Allah belum berkehendak memberikan kesembuhan kepadanya, kemudian ustadz kami menanyakan kepada beliau kenapa tidak periksa ke dokter. Saya [penulis] juga sempat berdiskusi dengan beliau, saya berkata, mengapa tidak dikombinasi saja pengobatannya minum obat kedokteran barat dengan minum  madu dan habbatus sauda. Karena demam tinggi jika tidak diobati akan berdampak cukup serius bagi tubuh. Dengan mengkonsumsi obat penurun panas sederhana seperti paracetamol maka demam tubuh bisa turun dan kondisi tubuh bisa lebih stabil untuk melakukan upaya peyembuhan sendiri melalui imunitas tubuh.

Bahtera Pena Para Ulama


Oleh Ust DR Ahmad Zain An Najah MA

Alhamdulillah washsholatu wassalamu ‘ala Rasulillah wa ba’du :
Umat Islam mencapai kejayaannya, manakala para generasinya bekerja keras, tanpa kenal lelah untuk menggapai cita-citanya. Hal ini terbukti pada zaman keemasan Islam di mana para ulama telah menorehkan berbagai karya agung yang mereka toreh dengan keringat, air mata dan darah mereka. Karya-karya besar mereka sebagiannya sudah sampai kepada kita, sehingga kita bisa ikut merasakan manfaatnya yang begitu besar khususnya di dalam memahami ajaran agama kita.
Sebagai generasi yang datang terakhir, hendaknya kita mengambil pelajaran dari karya-karya tersebut, bagaimana mereka menorehnya, bagaimana mereka mengerjakan pekerjaan yang besar tersebut, padahal kemampuan mereka sebagai manusia bisa dikatakan sama dengan kemampuan kita. Tetapi mereka bisa membuktikannya, sedang kita belum bisa membuktikannya. Apa yang membedakan antara mereka dengan kita ? Bukankah mereka adalah manusia yang juga makan dan minum sebagaimana kita makan dan minum ? Bahkan pada masa mereka sarana kehidupan sangat sederhana dan terbatas, sedang sarana kehidupan kita saat ini sangat banyak, beragam dan serba canggih ?
Dalam tulisan berikut ini, akan kita temukan bahwa mereka mampu berkarya, karena mereka mempunyai kemauan yang kuat dan cita-cita yang tinggi. Mereka benar-benar mengejar cita-cita tersebut dengan keringat, air mata dan darah. Mereka tinggalkan segala bentuk kesenangan yang membuaikan dan meninakbobokan, mereka tiggalkan segala bentuk permainan dan senda gurau yang melupakan, mereka tinggalkan segala bentuk kegiatan yang tidak mendukung cita-cita mereka. Mereka kerahkan seluruh potensi yang ada di dalam diri mereka, mereka bekerja semaksimal dan seoptimal mungkin. Mereka sangat menghargai waktu, detik demi detik, menit demi menit, jam demi jam untuk meraih cita-cita tersebut.
Tiada kata berhenti di dalam hidup mereka, tiada kata istirahat di dalam kegiatan mereka. Mereka terus bekerja, bergerak dan berkarya sampai ajal menyemput mereka. Salah seorang dari mereka, yaitu Imam Ahmad ketika ditanya oleh kawan-kawannya ; “ Wahai Imam…kenapa anda terus menerus belajar ? kenapa tidak istirahat sejenak ? “ . Beliau menjawab : “ wahai teman, istirahatnya nanti ketika kita di syurga “
Tak ayal karya-karya mereka telah memenuhi bumi ini, bagaikan udara yang memenuhi seluruh ruangan. Ibnu Aqil salah satu dari mereka yang memiliki karya tulis yang beraneka ragam dan yang paling spektakuler adalah kitab “ Al-Funun “, sebuah ensiklopedia yang memuat beragam ilmu yang sangat berharga, terdapat di dalamnya berbagai macam nasehat, tafsir, fiqih, ushul fiqih, aqidah, bahasa Arab, sya’ir, sejarah, bahkan juga hikayat. Kitab “ Al-funun “ ini terdiri dari 800 jilid. Kitab ini hanya salah satu karya beliau saja. Beliau juga mempunyai karya-karya lain yang sangat banyak. . Berkata Imam Ad- Dzahabi : ” Belum ada buku di dunia ini yang lebih tebal dari buku ” Al Funun ” .

Rabu, 21 Maret 2012

Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !!

Oleh: Mursaha Piola

Terjadi Di Jakarta !!!, Ayah Menggendong Mayat Anaknya Dari RSCM Ke Bogor Karena Tak Mampu Bayar Ambulan !!
Penumpang kereta rel listrik (krl) jurusan Jakarta – Bogor pun geger Minggu (5/6). Sebab, mereka tahu bahwa seorang pemulung bernama Supriono (38 thn) tengah menggendong mayat anak, khaerunisa (3 thn).
Supriono akan memakamkan si kecil di kampung Kramat, Bogor dengan menggunakan jasa krl. Tapi di stasiun tebet, supriono dipaksa turun dari kereta, lantas dibawa ke kantor polisi karena dicurigai si anak adalah korban kejahatan. Tapi di kantor polisi, Supriono mengatakan si anak tewas karena penyakit muntaber. Polisi belum langsung percaya dan memaksa supriono membawa jenazah itu ke RSCM untuk diautopsi.

Di RSCM, Supriono menjelaskan bahwa khaerunisa sudah empat hari terserang muntaber. Dia sudah membawa khaerunisa untuk berobat ke puskesmas kecamatan setiabudi. Saya hanya sekali bawa khaerunisa ke puskesmas, saya tidak punya uang untuk membawanya lagi ke puskesmas, meski biaya hanya rp 4.000,- saya hanya pemulung kardus, gelas dan botol plastik yang penghasilannya hanya rp 10.000,- per hari. Ujar bapak 2 anak yang mengaku tinggal di kolong perlintasan rel ka di cikini itu.
Supriono hanya bisa berharap Khaerunisa sembuh dengan sendirinya. Selama sakit khaerunisa terkadang masih mengikuti ayah dan kakaknya, muriski saleh (6 thn), untuk memulung kardus di manggarai hingga salemba, meski hanya terbaring digerobak ayahnya.

“KEBERHASILAN DAKWAH SEORANG AKTIFIS SALAH SATUNYA DAPAT DILIHAT DARI BAGAIMANA IA MENIKAH”



Tidak sedikit mereka yang disebut atau menyebut dirinya sebagai aktifis dakwah, lantang menyerukan syariat islam, gigih menjaga adab pergaulan dan ketat dalam menutup aurat kemudian menjadi luntur seketika saat mereka melakukan pernikahan. Acara pernikahan menjadi momen yang membolehkan hal-hal yang semula dipegang teguh oleh para aktifis dakwah, seperti tidak ikhtilat dan tidak tabarruj (bagi akhawat).
Pengalaman saya menghadiri undangan walimah para aktifis dakwah, sangat sedikit sekali dari mereka yang tetap menjaga atau memegang teguh apa yang mereka dakwahkan. Tiba-tiba di atas pelaminan mereka menjadi sosok yang sangat berbeda, bukan sosok aktifis dakwah yang sehari-hari saya kenal. Sosok aktifis yang tidak mengenal tabarruj, pada hari pernikahan justru berdandan dengan sangat berlebihan, muka dibedaki sebanyak 5 lapisan, pipi, bibir dan kelopak mata diberi warna-warna mencolok, alis dicukur dan tidak ketinggalan bulu mata palsu. Tidak hanya tabarruj, jilbab yang semula selalu lebar dengan pakaian yang menutup rapat seluruh aurat tiba-tiba saat pernikahan berubah menjadi jilbab minimalis dengan pakaian pengantin (umumnya kebaya) ketat menonjolkan aurat yang sebelumnya tertutup rapat.
Bahkan ada seorang ukhti yang saya kenal sebagai pentolan aktifis dakwah kampus, memegang segudang amanah dan mempunyai banyak binaan membiarkan wajah dan tubuhnya didandani oleh perias Waria yang sejatinya adalah laki-laki. Lebih parah lagi, seorang teman saya bercerita ada seorang ukhti yang membuka jilbabnya saat ia menikah. Seorang ustadz juga pernah bercerita ketika beliau menghadiri walimah pasangan aktifis, pengantin perempuan menggunakan jilbab berwarna hitam yang dimasukkan ke bajunya sehingga yang tampak hanya bentuk kepalanya, kemudian di atas jilbab hitam itu dililitkan ronce melati sehingga tampak seperti tidak menggunakan jilbab.

Selasa, 20 Maret 2012

Ahlus Sunnah Bukan Penyebab Disintegrasi dalam Soal Sunni-Syi’ah


Penanganan kasus Syiah di Sampang-Madura yang meresahkan warga masyarakat, menjadi perhatian serius Majelis Intelektual dan Ulama Muda Indonesia (MIUMI).

Kajian MIUMI memandang, selama ini pemerintah Republik Indonesia dan elit politik di negeri ini sering memanfaatkan dukungan suara umat Islam yang mayoritas dalam setiap kebijakan pembangunan Indonesia, namun pemerintah dan elit politik justru lalai dan tak peduli untuk melindungi akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah yang dianut oleh mayoritas umat Islam. Demikian rilis MIUMI yang dikirim ke kantor redaksi.

Menurut MIUMI, akidah bagi umat adalah persoalan hak asasi yang paling fundamental. Bahkan akidah Ahlus Sunnah Wal jamaah itu telah menyatu tertanam kuat menjadi bagian terpenting kultur Islam di Indonesia. Umat yang terusik akidahnya bisa melakukan apa pun untuk membela dan mempertahankan akidah yang dianutnya.

Karenanya, sejalan dengan fungsi dan tugas MIUMI yang bertujuan membangun dan memperkuat otoritas fatwa ulama dan lembaga keulamaan di tanah air, maka MIUMI menyampaikan beberapa pernyataan sikap.

Pertama, mendukung dua (2) Fatwa tentang ajaran Syi’ah, baik yang dikeluarkan oleh MUI Kab. Sampang maupun MUI Propinsi Jawa Timur sebagai pedoman bagi umat Islam Indonesia untuk mengetahui penyimpangan ajaran Syi’ah.
Kedua, menghimbau kepada pemerintah dan masyarakat luas untuk mematuhi fatwa tersebut dalam upaya untuk melindungi dan mempertahankan akidah Ahlus Sunnah wal Jama’ah.
Ketiga, meminta kepada para penganut ajaran Syi’ah (Imamiyah Itsna ‘Asyariyah/ Ja’fariyah) untuk Ruju’ ila al-Haqq dan meninggalkan ajaran-ajaran Syi’ah yang menyimpang dan menyesatkan.
Keempat, meminta kepada ormas-ormas Islam dan para alim ulama seluruh Indonesia untuk meningkatkan persatuan dan persaudaraan dalam upaya melawan politik adu domba dan perpecahan opini terkait ajaran Syi’ah di Indonesia.
Kelima, menolak klaim dan tuduhan sesat bahwa umat Islam Ahlus Sunnah wal Jama’ah adalah penyebab disintegrasi bangsa dalam soal Sunni-Syi’ah. Sebaliknya, kaum Syi’ah di Indonesia lah penyebabnya, karena telah menyerang dan menistakan pokok-pokok keyakinan Ahlus Sunnah terkait status Al-Qur’an, kehormatan para Sahabat dan Isteri Rasulullah Shallahu ‘Alaihu Wassalam, kema’shuman imam, dan juga sebagian aspek syari’ah Islam.

Kamis, 15 Maret 2012

Prinsip Hidup Seorang Pembelajar Sejati

  By: Abu Muhammad Abdullah Al-Munawy
(Ketua Umum Fosmim Makassar)

Dalam suatu kesempatan Training Motivasi yang kami ikuti, seorang trainer nasional mengatakan “ jangan engkau bersedih dengan satu kekurangan,tetapi berbahagilah dengan sejuta kelebihan yang Allah berikan kepadamu”. Ya, sebuah kalimat yang menggugah bagi orang orang yang meyakini akan kelebihan yang Allah berikan kepada manusia.
Allah subhanahu wata’ala telah memuliakan manusia dibanding makhluk-makhluk yang lain baik dari aspek fisik maupun non-fisik. Dari segi fisik Allah subhanahu wata’ala menciptakan manusia dengan bentuk yang paling sempurna sebagaimana Allah berfirman dalam Al-Qur’an surah At-Tiin ayat 4 “sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya”. Sehingga tidak salah dalam sebuah kesempatan saat mengisi kajian di Unhas, Ustadz Adian Husaini pernah mengatakan bahwa sekiranya dicari monyet yang paling ganteng, akan lebih ganteng lagi manusia yang paling jelek”. Walaupun kita sama-sama ketahui bahwa ukuran kemuliaan manusia tidak Allah letakkan pada fisiknya karena setampan-tampannya dan secantik-cantiknya cowok dan cewek korea suatu saat akan keriput dan mati juga. Ketahuilah bahwa sebaik-baik dari kita dihadapan Allah adalah yang paling bertakwa. Begitu firman Allah dalam A-Qur’an surah Al-Hujurat ayat 13 yang artinya “…Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa diantara kamu,…”

Rabu, 07 Maret 2012

Mengenal 11 Tanda Cinta

Pertanyaan:
Apa tanda cinta Allah kepada seorang hamba? Dan bagaimana seorang hamba dalam kondisi yakin sepenuhnya bahwa Allah Jalla Wa Ala mencintainya dan rido sepenuhnya kepada hamba ini?


Jawab:

Alhamdulillah

Sungguh anda telah bertanya dengan pertanyaan nan agung, urusan nan mulia,  tidak ada yang dapat menggapainya melainkan diantara hamba-hamba yang sholeh.

Cinta kepada Allah adalah posisi yang orang-orang pada berlomba-lomba. Kepadanya orang-orang bekerja dan orang menyingsingkan baju untuk menggapai ilmunya, kepadanya berbagai macam cara (dilakukannya) dengan ruh nan harum orang-orang ahli ibadah merasa tenang. Ia adalah bekal hati dan makanan ruh. Pelipur mata dan orang-orang yang tercinta.

Ia adalah kehidupan, barangsiapa yang terhalang (untuk mendapatkannya) maka dia termasuk kategori orang yang mati. (Ia adalah) Cahaya barangsiapa yang kehilangan, maka dia di lautan kegelapan. Ia obat barangsiapa yang tidak mendapatkannya, maka dihatinya banyak penyakit. Ia adalah kenikmatan, berangsiapa yang tidak mendapatkannya, maka seluruh kehidupannya adalah gelisah dan sakit.
Dan ia adalah ruh keimanan dan amal perbuatan, posisi dan kondisi. Kapan saja ia hilang darinya, maka bagaikan tubuh tanpa ruh. Ya Allah jadikanlah kami termasuk orang-orang yang Anda cintai.
Kecintaan kepada Allah ada tanda dan sebab-sebabnya bagaikan kunci untuk pintu, diantara sebab-sebab itu adalah:

1. Mengikuti petunjuk Nabi sallallahu’alaihi wa sallam.
Allah Ta’ala berfirman dalam KitabNya nan Mulia, ‘Katakanlah: "Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu." Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.’ SQ. Ali Imron: 31.
2-5. Tunduk terhadap orang-orang mukmin dan merasa jaya terhadap orang-orang kafir serta berjihad di jalan Allah dan tidak takut melainkan kepadaNya Subhanahu wa Ta'ala.

Allah telah menyebtkan sifat-sifat ini dalam satu ayat. Allah berfirman:
يا أيها الذين آمنوا من يرتد منكم عن دينه فسوف يأتي الله بقوم يحبهم ويحبونه أذلة على المؤمنين أعزة على الكافرين يجاهدون في سبيل الله ولا يخافون لومة لائم

“Hai orang-orang yang beriman, barangsiapa di antara kamu yang murtad dari agamanya, maka kelak Allah akan mendatangkan suatu kaum yang Allah mencintai mereka dan merekapun mencintaiNya, yang bersikap lemah lembut terhadap orang yang mukmin, yang bersikap keras terhadap orang-orang kafir, yang berjihad dijalan Allah, dan yang tidak takut kepada celaan orang yang suka mencela.” SQ. Al-Maidah: 54.

Peringatan: Cadar, Celana Ngatung dan Janggut bukan Ciri-ciri Teroris


Ketahuilah wahai kaum Muslimin, menggunakan cadar bagi wanita muslimah, mengangkat celana jangan sampai menutupi mata kaki dan membiarkan janggut tumbuh bagi seorang laki-laki Muslim adalah kewajiban agama dan tidak ada hubungannya sama sekali dengan terorisme, sebagaimana yang akan kami jelaskan nanti bukti-buktinya insya Allah dari al-Qur’an dan as-Sunnah serta penjelasan para Ulama ummat.
Benar bahwa sebagian Teroris juga mengamalkan kewajiban-kewajiban di atas, namun apakah setiap yang mengamalkannya dituduh Teroris?! Kalau begitu bersiaplah menjadi bangsa yang teramat dangkal pemahamannya… Maka inilah keterangan ringkas yang insya Allah dapat meluruskan kesalah pahaman.
Pertama: Dasar kewajiban menggunakan cadar bagi Muslimah
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala: “Hai Nabi katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mu’min: “Hendaklah mereka mengulurkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka.” Yang demikian itu supaya mereka lebih mudah untuk dikenal, karena itu mereka tidak diganggu. Dan Allah adalah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.” (QS. Al Ahzab: 59)
Perhatikanlah, ayat ini memerintahkan para wanita untuk menutup seluruh tubuh mereka tanpa kecuali. Berkata As-Suyuthi rahimahullah, “Ayat hijab ini berlaku bagi seluruh wanita, di dalam ayat ini terdapat dalil kewajiban menutup kepala dan wajah bagi wanita.” (Lihat Hirasatul Fadhilah, hal. 51, karya Asy-Syaikh Bakr bin Abdullah Abu Zaid rahimahullah).
Istri Nabi shallallahu’alaihi wa sallam yang mulia: ‘Aisyah radhiyallahu’anha dan para wanita di zamannya juga menggunakan cadar, sebagaimana penuturan ‘Aisyah radhiyallahu’anha berikut:
“Para pengendara (laki-laki) melewati kami, di saat kami (para wanita) berihram bersama-sama Rasulullah shallallahu‘alaihi wa sallam. Maka jika mereka telah dekat kepada kami, salah seorang di antara kami menurunkan jilbabnya dari kepalanya sampai menutupi wajahnya. Jika mereka telah melewati kami, maka kami membuka wajah.” (HR. Ahmad, Abu Dawud, Ibnu Majah dan lain-lain).
Kedua: Dasar kewajiban mengangkat celana, jangan sampai menutupi mata kaki bagi laki-laki Muslim
Banyak sekali dalil yang melarang isbal (memanjangkan pakaian sampai menutupi mata kaki), diantaranya sabda Rasulullah shallallahu’alaihi wa sallam dalam hadits Abu Hurairah radhiyallahu’anhu:
“Bagian kain sarung yang terletak di bawah kedua mata kaki berada di dalam neraka.” (HR. Al-Bukhori, no. 5787).
Dan hadits ‘Aisyah radhiyallahu’anha:
“Bagian kain sarung yang terletak di bawah mata kaki berada di dalam neraka.” (HR. Ahmad, 6/59,257).