By: DR. LA ODE IDA (Wakil Ketua DPD RI)
Pertama, Fondasi diri (tanamkan dalam diri) sejak dini dengan ajaran
dan nilai-nilai agama. Insya-Allah menjadi benteng dan saringan utama
dari segala pengaruh yang merusak moralitas.
Kedua, Hargai orang tua yang telah berjasa tak terhingga dalam
menghadirkan, membimbing dan membesarkan kita di dunia ini. Harus
percaya bahwa kekecewaan atau sakit hati orang tua akibat ulah
anak-anaknya merupakan bagian dari sumber kegagalan dunia akhirat bagi
sang anak.
Ketiga, Hadirkan dan pelihara sikap toleransi antar sesama manusia
serta juga makhluk Tuhan lainnya. Kita hidup dalam komunitas dan lintas
komunitas yang berbeda satu sama lain, modal sosial yang harus
diperkuat.
Keempat, Generasi muda (siswa dan mahasiswa) selalu harus tekun dalam
belajar, menimba ilmu dan keterampilan. Harus selalu fokus dan
konsetrasi pada bidang tertentu, karena daya saing kita ditentukan oleh
kemampuan menguasai suatu bidang tertentu.
Kelima, Bahasa Inggris dan bahasa asing lainnya (seperti Jerman,
Perancis, Cina, Jepang, Arab) sedapatnya mungkin dikuasai salah satunya,
karena kita sudah menjadi warga negara global (we are global citizen).
Keberhasilan dalam persaingan untuk memasuki lapangan kerja, misalnya,
dan atau di berbagai bidang kehidupan pun kini dan masa datang akan san
gat tergantung pada penguasaan bahasa asing yang terkait itu.
Keenam, Melatih diri untuk menjadi pemimpin, baik melalui organisasi
intra maupun ekstra sekolah/kampus. Banyak wadah yang tersedia untuk
membiasakan bersikap kritis-konstruktif dalam melihat dan menanggapi
fenomena dan realita (permasalahan) yang terjadi di masyarakat dan
pemerintahan. Namun harus selalu diingat, jangan sampai kita masuk dalam
jebakan politik praktis yang akan mengganggu netralitas-obyektif yang
dimiliki, bahkan mungkin merusak moralitas–utamanya terkait dengan
orientasi dan tawaran fragmatis.
Ketujuh, Membaca buku, majalah, koran, sejenisnya harus dijadikan
sebagai bagian dari kewajiban yang menyenangkan. Ini menjadi modal utama
atau isi dalam otak kita.
Kedelapan, Selalu bersikap “jangan puas”, sehingga selalu ada upaya
untuk meraih sesuatu yang lebih baik ketimbang yang kita miliki sekarang
ini.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar