Sejarah
telah mencatat kisah seorang ulama Ahlussunnah yang berani dan tabah dalam
menyuarakan kebenaran dan menjulang bendera tauhid di hadapan golongan yang
kufur terhadap Allah dan Rasul-Nya.
Al-Imam
Abu Bakar An-Nablusi hidup semasa pemerintahan kerajaan fathimiyah yang
bermazhab Syi’ah, berikut ini adalah kisah beliau yang begitu berani mengatakan
yang haq di hadapan pemerintah zhalim Syi’ah yang memerintah kala itu.
Adz-Dzhahabi
menyebutkan di dalam Siyar A‘lamin Nubala’ mengenai An-Nablusi rahimahullah
dengan mengatakan: “Beliau, seorang Imam panutan Asy-Syahid Abu Bakr Muhammad
bin Ahmad bin Sahl Ar-Romli dan terkenal dengan sebutan Ibnu An-Nablusi.
AbĂ»
Dzar Al-Hafidz berkata, “Ia dipenjara dan disalib oleh Bani Ubaid ketika beliau
berpegang teguh di atas As-Sunnah. Aku mendengar Ad-Daruquthni mengisahkan
beliau sembari menangis dan mengatakan: ‘Ketika dikuliti, beliau mengatakan: Semua
itu telah tertulis di dalam kitab (lauhul mahfudh)”
Adz-Dzahabi
juga bercerita bahwa Abu Bakar An-Nablusi lari berkali-kali dari kejaran
penguasa Ubaidiyah, ia berkata: “Abul Faroj ibnul Jauzi berkata, ‘Jauhar
Al-Qoid memanggil Abu Bakar An-Nablusi untuk menghadap Abu Tamim, penguasa
Mesir. Sementara Abu Bakar An-Nablusi tinggal di gubuk-gubuk. Abu Tamim berkata
kepadanya: Kami mendengar bahwasanya engkau mengatakan, apabila seseorang itu
mempunyai sepuluh anak panah maka harus dipanahkan kepada bangsa Romawi satu
buah dan dipanahkan kepada kami sembilan buah.
Abu
Bakar An-Nablusi menjawab: Aku tidak mengatakan seperti itu, akan tetapi Aku
mengatakan, jika seseorang mempunyai sepuluh anak panah maka harus dipanahkan
kepada kalian sembilan buah dan yang satu lagi dipanahkan kepada kalian juga
karena sesungguhnya kalian telah merubah ajaran Islam, membunuh orang-orang
sholih dan kalian mengaku mempunyai cahaya ilahi.
Maka
Abu Tamim mempertontonkan beliau kepada masyarakat kemudian memukulinya,
kemudian Abu Tamim memerintahkan seorang Yahudi untuk mengulitinya.
Ibnul
Akfani berkata: Seorang hamba yang shalih dan zuhud, Abu Bakar An-Nablusi telah
wafat. Dahulu ia berpendapat wajib memerangi Al Maghoribah (penguasa maghrib,
banu Ubaid,-pent.). Ia melarikan diri dari Ar Romalah ke Damaskus. Maka
penguasa di sana, Abu Mahmud Al Kattami menangkapnya dan mengurungnya dalam
sangkar kayu, lalu mengirimnya ke Mesir. Tatkala telah sampai, mereka bertanya:
Apakah Engkau orang yang mengatakan, seandainya Aku memiliki sepuluh anak panah,
dan beliau menuturkan kisah seterusnya. Lalu ia dikuliti, kemudian ditimbun
dengan jerami, kemudian disalib.
Ma'mar
bin Ahmad bin Ziyad Ash-Shufi berkata: Ada seseorang yang tsiqqoh
(terpercaya) yang memberitakan kepadaku bahwasanya Abu Bakar An-Nablusi
dikuliti dari ubun-ubunnya sampai wajahnya. Dan dia tetap bersabar dan berzikir
kepada Allah, hingga dikuliti sampai dadanya, kemudian orang yang mengulitinya
merasa kasihan terhadapnya sehingga ia hunjamkan ulu hatinya dengan pisau,
sehingga beliau pun meninggal dunia. Dan orang yang tsiqah (terpercaya)
tersebut memberitakan kepadaku bahwasanya Abu Bakar adalah seorang Imam di
bidang hadits dan fikih. Beliau puasa sepanjang masa, orang yang berwibawa di
hadapan orang-orang awam maupun di hadapan orang-orang terkemuka.
Dan
tatkala ia dikuliti, terdengar bacaan Al Qur'an dari tubuhnya. Kemudian Al
Maghribi (penguasa maghrib, penguasa bani Ubaid, red.) menguasai Syam, kemudian
ia menyebarluaskan pemahaman yang jelek, meniadakan shalat tarawih dan shalat dhuha,
memerintahkan qunut pada shalat zuhur dan membunuh An-Nablusi pada tahun tiga.
Sedangkan Abu Bakar An-Nablusi adalah seorang yang mulia, pemimpin Ar Romlah,
kemudian melarikan diri, lalu ditangkap di Damaskus.
Konon,
seorang pemuka yang menentangnya mengatakan kepada beliau tatkala beliau datang
ke Mesir: Segala puji bagi Allah atas keselamatanmu. Abu Bakar An-Nablusi
menjawab: Segala puji bagi Alloh atas keselamatan agamaku dan atas keselamatan
duniamu. Saya (Adz Dzahabi) katakan: Ajaran Islam yang diputarbalikkan oleh
orang-orang Ubaidiyyah tidak dapat digambarkan. Mereka menguasai Maroko,
kemudian Mesir dan Syam, dan mereka mencela sahabat.
Ibnus
Sa'sa' Al Mishri menuturkan, bahwasanya ia bermimpi bahwa Abu Bakar bin
An-Nablusi setelah disalib dalam kondisi yang sangat baik. Ia bertanya kepada
Abu Bakar An-Nablusi: Apa yang Allah lakukan terhadap dirimu? Abu Bakar
An-Nablusi menjawab:
Rajaku
menganugerahkan kepadaku kemuliaan yang abadi…
Dan menjajikan kepadaku kemenangan yang tidak lama lagi …
Dan Ia mendekatkan diriku kapada-Nya …
Dan Ia berfirman: Berbahagialah hidup di sisi-Ku …
Dan menjajikan kepadaku kemenangan yang tidak lama lagi …
Dan Ia mendekatkan diriku kapada-Nya …
Dan Ia berfirman: Berbahagialah hidup di sisi-Ku …
(Dikutip
Dari Kitab Qishashun Tarikhiyyatun lil Mathlubiin karya Asy-Syaikh Al Mujahid
Abu Jandal Azdi)
Sumber : voa-islam.com
Tidak ada komentar:
Posting Komentar