Oleh : Salamah Ummu Ismail
Anak, sebagai darah daging kedua orang tua, merupakan
bagian yang tak terpisahkan dari
ibunya. Anak mempunyai hak-hak yang merupakan kewajiban orang tuanya, terutama
ibunya, untuk menunaikan hak-hak tersebut. Jadi bukan hanya anak yang mempunyai
kewajiban atas orang tua, tetapi orang tua pun mempunyai kewajiban atas anak.
Secara ringkas kewajiban orang tua atas anaknya adalah sebagai berikut:
A. Menyusui
Wajib atas seorang ibu menyusui anaknya yang masih
kecil, sebagaimana firman Allah yang artinya: Para ibu hendaklah menyusui
anak-anaknya selama dua tahun penuh, yaitu bagi yang ingin menyempurnakan
penyusuan. (QS AI Baqarah: 233)
Allah berfirman, yang artinya:Kami perintahkan kepada manusia supaya
berbuat baik kepada kedua orang tuanya. lbunya telah mengandungnya dengan susah
payah, dan melahirkanya dengan susah payah (pula). Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan. (QS Al Ahqaf 15). Al 'Allamah Siddiq Hasan Khan berkata, "Mengandungnya sampai
menyapihnya adalah tiga puluh bulan. Maksudnya, adalah jumlah waktu selama itu
dihitung dari mulai hamil sampai disapih."
B.
Mendidiknya
Mendidik anak dengan baik merupakan salah satu sifat
seorang ibu muslimah. Diasenantiasa mendidik anak-anaknya dengan akhlak yang
baik, yaitu akhlak Muhammaddan para sahabatnya yang mulia. Mendidik anak
bukanlah (sekedar) kemurahan hati seorang ibu kepada anak-anaknya, akan tetapi
merupakan kewajiban dan fitrah yang diberikan Allah kepada seorang ibu. Mendidik
anak pun tidak terbatas dalam satu perkara saja tanpa perkara lainnya, seperti
mencucikan pakaiannya atau memberslhkan badannya saja. Bahkan mendidik anak itu
mencakup perkara yang luas, mengingat anak merupakan generasi penerus yang akan
menggantikan kita yang diharapkan menjadi generasi tangguh yang akan memenuhi
bumi ini dengan kekuatan, hikmah, ilmu, kemuliaan dan kejayaan. Berikut
beberapa perkara yang wajib diperhatikan oleh ibu dalam mendidik anak-anaknya.
1. Menanamkan Aqidah Yang Bersih
Menanamkan aqidah yang bersih, yang bersumber dari
Kitab dan Sunnah yang shahih. Allah berfirman yang artinya: Maka ketahuilah
bahwa sesugguhnya tidak ada sesembahan yang haq melainkan Allah. (QS Muhammad: 19) Rasulullah bersabda, yang artinya. Dari Abul Abbas
Abdullah bln Abbas, dia berkata: Pada suatu hari aku membonceng di belakang
Nabi, kemudian beliau berkata, 'Wahai anak. Sesungguhnya aku mengajarimu
beberapa kalimat, yaitu: jagalah Allah, niscaya Allah akan menjagamu. Jagalah
Allah, niscaya engkau mendapati-Nya di hadpanmu. Apablla engkau meminta, maka
minta-lah kepada Allah. Dan apabila engkau mohon pertotongan, maka mohonlah pertotongan
kepada Allah. Ketahuilah, seandainya seluruh umat berkumpul untuk memberimu
satu manfaat, niscaya mereka tidak akan dapat memberimu manfaat, kecuali dengan
sesuatu yang telah Allah tetapkan untukmu.
Dan jika mereka berkumpul untuk memberimu satu bahaya, niscaya mereka tidak
akan bisa membahayakanmu, kecuali dengan sesuatu yang telah Allah tetapkan
atasmu. Pena-pena telah diangkat dan tinta telah kering." Dan dalam
riwayat lain (Beliau berkata), "Jagalah Allah, niscaya engkau akan
mendapatiNya di hadapanmu. Perkenalkanlah dirimu kepada Allah ketika kamu
senang, niscaya Dia akan mengenalimu saat kesulitan. Ketahuilah, apaapa yang
(ditakdirkan) luput darimu, (maka) tidak akan menimpamu. Dan apa-apa yang
(ditakdirkan) menimpamu, ia tidak akan luput darimu.Ketahuilah, bahwa
pertolongan ada bersama kesabaran, kelapangan ada bersama kesempitan, dan
bersama kesusahan ada kemudahan." Seorang anak terlahir di atas fitrah,
sebagaimana sabda Rasulullah maka sesuatu yang sedikit saja akan berpengaruh
padanya. Dan wanita muslimah adalah orang yang bersegera menanamkan agama yang
mudah ini, serta menanamkan kecintaan tehadap agama ini kepada anak-anaknya.
2. Mengajari Anak Shalat
Mengajarkan anak-anak shalat yaitu dalam hal-hal yang
utamanya, wajib-wajibnya, waktunya, cara berwudhu dan dengan shalat dihadapan
mereka. Demikian pula dengan pergi bersama mereka ke masjid, berdasarkan sabda
Nabi dan hadits Sabrah, Perintahkanlah anak untuk shalat apabila mereka telah
berumur tujuh tahun.
Dan jika mereka telah berumur sepuluh tahun (tetapi tidak shalat), maka pukullah
mereka.
Hendaknya para ibu mengajarkan kepada mereka, bahwa
shalat bukan hanya sekedargerakan atau rutinitas seorang hamba kepada Rabbnya.
Akan tetapi, shalat merupakan hubungan yang dalam dan kuat antara seorang hamba
dengan Rabb-nya. Maka peringatkanlah mereka dengan sungguh-sungguh, supaya
tidak meninggalkan shalat. Berilah mereka ancaman bila meninggalkan perbuatan
tersebut. Suruhlah mereka untuk senantiasa bersegera menunaikan shalat pada
awal waktu. Allah di berfirman yang artinya: Maka datanglah sesudah mereka
pengganti yang jelek yang menyia-nyiakan shalat dan memperturutkan hawa
nafsunya, maka mereka kelak akan
menemui kesesatan, kecuali orang yang bertaubat serra mengerjakan amal shalih.
(QS Maryam: 59-60).
Nabi bersabda, Aku diperintah untuk memerangi manusia
sampai mereka bersaksi, bahwa tidak ada sesembahan yang hak, kecuali Allah, dan
bahwa Muhammad adalah utusan Allah, dan sampai mereka mendirikan shalat,
menunaikan cakat Apabila mereka melakukan itu, maka terjagalah dariku
darah-darah mereka dan harta-harta mereka, kecuali merupakan hak Islam; dan perhitungan
mereka atas Allah.Ibnu Hazm berkata, "Barangsiapa mengakhirkan shalat dan
waktunya, maka dia itu hina"
3.
Menanamkan Kecintaan Kepada Allah dan RasuINya, dan Mendahulukan
Keduanya
Dari Anas dia berkata, Rasulullah bersabda, "Tidak sempurna imam
seseorang diantara kalian sampai aku menjadi orang yang lebih dicintainya
daripada bapaknya, anaknya dan seluruh manusia." Dengan menanamkan
kecintaan kepada Allah dan RasuI-Nya di hati anak-anak akan mengantarkan mereka
menyambut seruan Allah dan RasuINya. Dan ini menjadi motivasi dasar untuk
seluruh yang mengikutinya.
4.
Mengajarkan Al Qur’an dan Menyuruh Anak-Anak Menghafalkan
Ini merupakan masalah besar yang hanya akan
didapatkan oleh orang yang secara sungguh-sungguh berusaha menghafal dan mengamalkannya.
Hendaklah ibu memulainya dengan menyuruh menghafal surat Al Fatihah dan
surat-surat pendek. Demikian pula hendaklah kita menyuruh mereka menghafal at
tahiwat untuk shalat.Hadits-hadits Nabi telah menunjukkan keutamaan itu semua.
Diantaranya yang diri-wayatkan oleh Utsman bin Affan dari Nabi beliau
bersabda,"Sebaik-baik kalian adalah yang mempelajari Al Qur'an dan
mengajarkannya." Para ibu pada masa kejayaan Islam, benar-benar memotivasi
anak-anaknya untuk mendapatkan kebaikan, terlebih lagi dari Al Qur'an,
sebagaimana mereka mengusahakan kebaikan bagi jiwa anak-anaknya.
5. Membuat Anak-Anak Cinta Kepada Sunnah Serta Menyuruh Mereka Menjaganya
Allah berfirman, yang artinya: Barangsiapa mentaati
Rasul itu, maka sesunguhnya dia telah mentaati Allah (QS An Nisa: 80). Allah berfirman, yang artinya: Apa yang diberikan
Rasul kepadamu, maka terimalah. Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka
tinggalkanlah. (QS AI Hasyr:7). Nabi bersabda, dari
hadits Irbadh bin Sariyah yang artinya: "Aku wasiatkan kepada kalian agar
bertaqwa kepada Allah, mend-gar dan taat, meskipun yang memerintahkan kalian
adalah budak dari Habasyah. Karena sesungguhnya, barangsiapa diantara kalian
hidup setelahku, maka dia akan melihat perselisihan yang banyak. Berpegang
teguhlah kalian dengan Sunnahku dan Sunnah Khulafaur Rasyidin yang mendapat
pentunjuk. Peganglah ia erat-erat, dan gigitlah ta dengan gerahammu."
6. Menanamkan Kepada Anak Agar Benci Kepada Bid’ah
Agama Islam adalah agama yang sempurna. Allah berfirman,
yang artinya: Dan barangsiapa yang menentang Rasul sesudah jelas kebenaran
baginya, dia mengikuti jalan yang bukan jalan orang-orang mukmin, Kami biarkandia
leluasa terhadap kesesatan yang telah dikuasainya itu, dan Kami masukkan a ke
dalam Jahannam dan Jahannam itu seburuk-buruk tempatkembali. (QS An Nisa :115) Nabi bersabda, dari hadits Abdullah bin Mas'ud, Setiap
perkara yang baru (dalam agama) adalah bid'ah, dan setiap bid'ah adalah sesat
dan setiap kesesatan tempatnya di neraka.Jadi setiap bid'ah itu tertolak, sebagaimana
disebutkan dalam hadits. Adapun pembagian bid'ah menjadi dua, yaitu: bid'ah
mahmudah (terpuji) dan bid'ah madzmumah (tercela), maka sebenamya yang
dimaksudkan ialah bid'ah (perkara baru) secara bahasa saja, bukan secara
syar'iyyah.
7. Membuat Anak-Anak Cinta Kepada Ilmu Syar’i dan Bersabar Dalam Meraihnya
Ilmu syar'i merupakan ilmu yang paling mulia. Allah
telah memuji ilmu dan ulama lebihdari satu ayat dalam Al Qur'an. Allah berfirman,
yang artinya: yang takut kepada Allah diantara hamba-hambaNya hanyalah ulama. (QS Fathir: 28). Dan katakanlah: " Ya Rabb, tambahkanlah
kepadaku ilmu". (QS Thaha:114). Dari Zar bin Hubasyi,
dia berkata, "Aku mendatangi Sofwan bin 'Assal Al Muradi, lalu dia
berkata, "Untuk tujuan apa engkau datang kemari?" Aku menjawab,
"Karena mengharapkan ilmu". Dia berkata, "Sesungguhnya malaikat
meletakkan sayap-sayapnya bagi penuntut iImu, karena ridha dengan apa yang
mereka carl." Belajar ketika masih kecil lebih baik daripada belajar
ketika sudah dewasa, sebagaimana dalam sebuah sya'ir:Belajar sewaktu kecil bagaikan
melukis di atas batu. Pada masa permulaan Islam para ibu memotivasi anaknya
untuk menuntut ilmu (syar'i).Bahkan ada yang rela bekerja agar si anak bisa
belajar. Lihatlah, bagaimana manusia memuji Sufyan Ats Tsauri karena keluasan
ilmu yang dimilikinya. Al Auza'i berkata tentangnya; "Tidak ada orang yang
padanya orang awam berkumpul dengan ridha dan lapang dada, kecuali satu orang
di Kufah yaitu Sufyan" Sufyan tidaklah mencapai apa yang menjadi
cita-citanya, kecuali dengan pertolongan Allah, kemudian pertolongan ibunya
yang shalihah. Diriwayatkan oleh Imam Ahmad dengan sanad dari Waki', dia
berkata,"Ummu Sufyan berkata kepada Sufyan, 'Wahai, anakku. Tuntutlah iImu
dan aku akan cukupimu dengan alat pemintalku'." Alangkah besarnya
tokoh-tokoh yang keluar dari madrasah ibu.Ibu adalah madrasah. Apabila engkau
mempersiapkannya, berarti engkau mempersiapkan generasi yang kuat akarnya Ibu
adalah taman. Jika engkua merawatnya, dia akan hidup dengan elok, tumbuh
daunnya beraneka rupa Ibu adalah guru pertamanya para guru Kemuliaanya
terpancar menyebar sepanjang cakrawala.
8. Mengajarkan Kepada Anak Untuk Meminta Izin
Ini termasuk adab mulia yang penting diajarkan dan dibiasakan
oleh seorang ibu muslimah kepada anak-anaknya, khususnya jika anak hampir
baligh. Islam telah memberikan batasan dan rambu-rambu tentang hal ini dengan
jelas. Allah berfirrman, yang artinya:Hai orang-orang yang beriman, hendaklah
budak-budak (lelahi dan wanita)
yang kamu miliki dan orang-orang yang belum baligh diantara kamu, meminta
izin kepada kamu tiga kali (dalam satu hari), yaitu sebelum shalat shubuh,
ketika kamu sedang menanggalkan pakaian (luarmu) di tengah hari dan sesudah
shalat isya'. (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tdak ada dosa atasmu dan tidak
pula atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Mereka melayani kamu, sebagian
kamu (ada keperluan) kepada sebagian yang lain. Demikianlah Allah menjelaskan
ayat-ayat bagi kamu. Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha bijaksana. Dan apabila
anak-anakmu telah sampai umur baligh, maka hendaklah mereka minta izin, seperti
orang-orang sebelum mereka minta izin. Demikianlah Allah menjelaskan ayat-ayatNya.
Dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana. (QSAn Nur:
58,59). Ayat-ayat tersebut menjelaskan waktu-waktu yang
tidak diperbolehkan bagi anak-anak yang belum baligh untuk masuk, kecuali
setelah mendapat izin. Adapun selain tiga waktu tersebut, maka tidak berdosa
atas mereka masuk tanpa izin. Imam Ibnu Katsir menjelaskan yang menjadi sebab
perlunya meminta izin pada tiga waktu tersebut. Dia berkata, "Allah Ta'ala
memerintahkan orangorang beriman, agar para budak yang mereka miliki dan
anakanak mereka yang belum baligh untuk meminta izin kepada mereka dalam tiga
waktu, yaitu:
1. Sebelum shalat fajar.Karena pada waktu itu manusia sedang tidur ditempat
tidurnya.
2. KetIka menanggalkan pakaian pada slang hari, yaitu pada waktu qailulah
(tidur siang), karena manusia seringkali sedang menanggalkan pakaiannya bersama
istrinya pada waktu itu.
3. Setelah shalat Isya. Karena itu saat waktu tidur, maka diperintahkan kepada
para budak dan anak-anak (yang belum baligh) untuk tidak masuk kepada ahli bait
tanpa izin, karena dikhawatirkan ketika itu seorang suami sedang bersama
istrinya atau sedang melakukan hal Iainnya. Oleh karena itu Allah ber_rman,
yang artinya: (Itulah) tiga aurat bagi kamu. Tidak ada dosa atasmu dan tidak pula
atas mereka selain dari (tiga waktu) itu. Maksudnya, apabila mereka masuk
selain dari tiga waktu itu tanpa izin,maka tidak apa-apa atas kalian dan tidak
pula atas mereka apabila mereka melihat sesuatu selain dari tiga waktu itu,
karena telah diizinkan bagi mereka masuk tanpa izin, dan karena mereka banyak
berinteraksi dengan kalian untuk melayani kalian atau yang lainnya." Adapun
bagi anak-anak yang telah baligh, maka mereka harus mina izin setiap waktu apabila
ingin masuk. Al Auza'i berkata dari Yahya bin Katsir, "Apabila anak masih
berumur empat tahun, maka dia meminta izin kepada kedua orang tuanya dalam tiga
waktu. Apabila mereka telah baligh, maka dia harus minta izin setiap waktu.
"Keharusan minta izin ini tidak hanya ketika akan masuk ke rumah orang
lain saja, akan tetapi juga ketika masuk ke rumah yang hanya dihuni oleh ibu
atau saudara perempuannya. Diriwayatkan oleh Imam Al Bukhari dalam Adabul
Mufrad, bahwa seorang laki-laki bertanya kepada Hudzaifah,"Apakah aku
harus mintaizin kepadaibuku?" Dia menjawab, "Jika engkau tidak minta
izin kepadanya, engkau akan melihat apa yang engkau benci." Imam Al Bukhari
meriwayatkan pula tentang keharusan seorang laki-laki minta izin kepada saudarinya.
'Atha bertanya kepada lbnu Abbas tentang meminta izin kepada saudara perempuan,
maka Ibnu Abbas berkata, " Ya," lalu aku ulangi lagi, "Dua saudariku
itu berada dalam pemeliharaanku, aku yang menjamin dan menafkahi mereka, apakah
aku harus izin?" Beliau menjawab, "Ya. Apakah engkau suka melihat
saudarimu sedang telanjang?" Kemudian beliau membaca, Al Qur'an surat An
Nur ayat 58. Kemudian Atha' berkata, "Mereka diperintahkan minta izin
kecuali padatiga waktu itu,". Ibnu Abbas membaca, _rman Allah yang
artinya: Dan apabila anak-anakmu telah sampai umur baligh maka hendaklah mereka
meminta izin, seperti orang-orang sebelum mereka minta izin. (QS An Nur:59). Ibnu
Abbas berkata, "Minta izin hukumnya wajib." Ibnu Juraij menambahkan,
"Atas setiap manusia."
9. Menanamkan Kejujuran
Jujur adalah sikap terpuji yang wajib kita tanamkan
kepada anak-anak. Allah berfirman,yang artinya: Hai orang-orang yang beriman
bertaqwalah kepada Allah dan hendaklahkamu bersama orang-orang yang benar
(jujur). (QS At Taubah :9). Ayat-ayat
tentang hal ini sangat banyak. Demikian pula hadits telah berulang menyitir akhlak terpuji ini.Dari Ibnu Mas'ud dari Nabi beliau
bersabda,Sesungguhnya kejujuran menunjukkan kepada kebaikan, dan kebaikan menuntun
kepada surga, dan sesungguhnya seseorang berkata jujur sehingga dia menjadi
orang yang jujur. Dan sungguhnya kedustaan menunjukkan kepada kejahatan,
sedangkan kejahatan mengantar kepada neraka, dan sesungguhnya seseorang berkata
dusta hingga la tercatat di sisi Allah sebagai pendusta. Berkata jujur adalah
kemuliaan bagi anak-anak kita. Dan tidak akan tersealisasi, kecuali dengan
berkata jujur dalam segala urusan. Jika seseorang hiasa berdusta, dia akan
senantiasa dianggap pendusta di hadapan manusia meskipun dia berkata jujur.
10. Menanamkan Sifat Sabar
Allah berfirman, yang artinya: Sesungguhnya hanya
orang yang bersabadah yang dicukupkan pahala mereka tanpa hisab. (QS Az Zumar : 10). Dan juga firman-Nya yang artinya: Hai orang-orang
yang beriman mohonlah pertolongan kepada Allah dengansabar dan shalat.
Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang sabar. (QS Al Baqarah: 153). Dari Abu Yahya Shuhaib bin Sinan
dia berkata, "Rasulullah bersabda,
Sungguh menakjubkan urusan orang yang briman, sesunguhnya semua urusannya
adalah baik baginya. Dan hal itu tidak terjadi, kecuali bagi orang yang
beriman. Apabila dia diberi kesenangan, maka dia bersyukur, dan itu baik
baginya. Dan apabila dia ditimpa kesusahan, maka dia bersabar, dan itupun baik
baginya."
11. Menyadarkan Kepada Anak Tentang Berharganya Waktu
Sesungguhnya menjaga waktu akan menanamkan sifat
menepati janji pada waktunya.Demikian pula harus diperhatikan, agar
menyelesaikan pekerjaan tepat pada waktun-ya. Oleh karena itu Allah
menganjurkan kita untuk menyusun jadwal kegiatan danmengerjakannya pada waktu
yang telah direncanakan. Dan waktu sangat terbatas.
Allah berfirman, yang artinya: Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban
yang ditentukan waktunya atas orang-orang yang beriman. (QS An Nisaa :103).
Ibnu Mas'ud pernah bertanya kepada Nabi, "Amal apa yang paling
dicintai oleh Allah?"
Beliau menjawab, 'Shalat pada awal waktunya....' Allah mengkhususkan
masalah shalat, karena shalat dilakukan berulang lima kali sehari semalam.
Apabila seseorang menjaga shalatnya dan melaksanakannya pada awal waktu, maka hal dapat menanamkan kedisiplinan dan
pemanfaatan waktu. Dan agar menjadikan
waktu sehat dan luangnya sebagai kesempatan untuk melakukan kebaikan, karena umur itu terbatas. Ibnu Abbas berkata, bahwa Nabi bersabda, Dua nikmat yang banyak manusia tertipu dengannya,
yaitu kesehatan dan waktu luang. Para salafush shalih
dan orang orang yang meniti jalan mereka adalah manusia yang pal-ing ketat dan
paling bersemangat dalam menjaga waktu, yakni dengan memanfaatkan dan memenuhinya dengan berbagai kebaikan dan hal-hal
bermanfaat.
12. Menanamkan Sifat Pemberani
Allah berfirman, yang artinya: Sesungguhnya Allah telah membeli dari
orang-orang mu'min diri dan harta mereka dengan memberikan surga untuk mereka.
Mereka berperang di jalan Allah, lalu mereka membunuh atau terbunuh. (QS At Taubah:111).
Dan Abu Aufa Nabi bersabda, "Dan ketahuilah bahwa surga di bahah
naungan pedang
Ibnu Hajar berkata, Al Qurtubi berkata, "Sabda Rasulullah di atas
termasuk ucapan yang indah, singkat tapi padat. Memiliki gaya bahasa nan indah,
ringkas dan lafazhnya bagus. (Ucapan) ini memberi faidah anjuran untuk
berjihad, dan mengabarkan pahalanya, serta anjuran menghadapi musuh yang
menggunakan pedang, serta bersatu ketika perang, sehingga pedang menaungi
orang-orang yang berperang "Ibnul Jauzi berkata, "Maksudnya adalah
surga dapat diraih dengan jihad."Pada periode awal Islam, para ibu menjadi
penolong dan pendorong anak-anaknya agar memiliki sifat pemberani. Dalam
sejarah terdapat contoh-contoh tentang hal itu. Sebutlah Abdullah bin Zubair
bin Awwam. Ketika dia keluar untuk memerangi Hajjaj binYusuf, bersamanya tidak
ada orang, kecuali sedikit orang. la mengadu kepada ibunyaAsma tentang ketidak
pedulian manusia dan sikap diam mereka terhadap Hajjaj sampaiorang yang paling
dekat denganya sekalipun. Abdullah menanyakan pendapat ibunya. Lalu apakah yang
dikatakan oleh wanita yang berjiwa besar ini? Apakah ia berkata kepada
putranya, "Tinggalkanlah urusan ini" karena ia khawatir terhadap
keselamatan putranya yang merupakan darah dagingnya? Tidak, demi Allah. Bahkan
ia memompakan keberanian dan kesabaran sampal ia mati syahid. Dengan keberanian
dan jihad semacam inilah akan tegak berdiri Daulah Islamiyah yang diharapkan
dengan izin Allah.
13. Bersikap Adil Diantara Anak-Anak
Dari Nu'man bin Basyir, Rasulullah bersabda, Bersikap
adllah diantara anak-anakmu, adillah diantara anak-anakmu, adillah diantara
anak-anakmu Pada bagian akhir dari
pembahasan ini, ingin aku sitirkan _rman Allah melalui lisan Luqman Al Hakim
kepada anaknya sebagai nasihat atas anak. "Hai anakku, dirikanlah shalat
dan suruhlah (manusia) mengejakan kebaikan dan cegahlah (mereka) dari perbuatan
mungkar dan bersabarlah terhadap apa-apa yang menimpamu. Sesungguhnya yang
demikian itu termasuk hal-hal yang diwajibkan (oleh Allah). Dan janganlah kamu
memalingkan mukamu dari manusia (karena sombong) dan janganlah kamu berjalan di
muka bumi dengan angkuh. Dan sederhanalah kamu dalam berjalan dan lunakkanlah
suaramu. Sesunguhnya seburuk-buruk suara adalah suara keledai." (QS Lugman:7-19).
Saudariku muslimah, sesungguhnya anak-anak kita adalah amanah yang
dititipkan Allahkepada kita. Allah akan menanyakan, apakah kita akan menjaganya
atau menyianyiakannya. Maka wajib atas kita untuk menjaga amanah ini. Dengan
keyakinan, kita mendidik generasi muslim, kita persiapkan mereka agar menjadi
generasi kuat untuk menghadapi orang-orang yang menyimpangkan Al Kitab dan
Assunnah. Wallahu walyyut taufiq.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar