Oleh:
Sulaiman ibn Shalih al Kharasyi
Sesungguhnya
surga dan kenikmatannya tidaklah khusus bagi kaum laki-laki saja, akan tetapi
surga itu: “Disediakan untuk orang-orang yang bertakwa.” (QS. Ali Imran:133) dari
dua jenismakhluk manusia; laki-laki dan perempuan, sebagaimana Allah Ta’ala
telah mengabarkan yang demikian.“Barangsiapa yang mengerjakan amal-amal
shalih, baik laki-laki maupun perempuan sedang ia orang yang
beriman, maka mereka itu masuk ke dalam surga.”
(QS. an Nisa’:124)
Hendaklah
setiap wanita tidak sibuk pikirannya dengan banyak pertanyaan dan penyelidikan
tentang perincian masuknya dia ke dalam surga. Apa yang akan diperlakukan
terhadapnya? Kemana ia akan pergi? Bagaimana nasibnya? Dan pertanyaan-pertanyaan
yang lain. Seakan-akan dia akan maju menuju padang pasir yang mematikan.!
Cukuplah baginya mengetahui dan meyakini bahwa hanya dengan sekedar masuk ke
dalam surga, akan sirna segala kepedihan dan kesusahan yang pernah dia alami.
Dan yang demikian itu akan berubah menjadi kebahagiaan yang terus menerus, dan
kekekalan yang abadi. Cukuplah baginya firman Allah tentang surga yaitu:“Mereka
tidak merasa lelah di dalamnya dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan
daripadanya.” (QS. al
Hijr:48) Dan firman
Allah “Dan di dalam surga itu terdapat segala apa yang diingini oleh hati
dan sedap (dipandang) mata dan kamu kekal di dalamnya.” (QS. az Zukhruf:71) Dan sebelum itu semua
cukuplah baginya firman Allah tentang penduduk surga yang artinya:“Allah
ridha terhadap mereka dan mereka ridha terhadap-Nya.” (QS. al Maidah:119)
Di
dunia, wanita tidak akan keluar dari beberapa keadaan berikut ini:
1. Adakalanya
dia meninggal sebelum dia menikah.
2. Adakalanya
dia meninggal setelah dia dicerai / ditalak dan sebelum menikah dengan suami
yang lainnya.
3. Adakalanya
dia sudah menikah akan tetapi suaminya tidak masuk ke dalam surge bersamanya. Wal’iyadzubillah.
4. Adakalanya
dia mati setelah pernikahannya.
5. Adakalanya
suaminya meninggal, dan dia tinggal dalam keadaan tanpa suami hingga dia mati.
6. Adakalanya
suaminya meninggal, kemudian dia menikah dengan orang lain setelahnya.
Ini adalah keadaan kaum wanita di dunia.
Maka bagi setiap keadaan ada balasan yang sepantasnya di surga, dan Allah Maha
Mengetahui lagi Maha Mengatur tentang hal itu:
1. Adapun wanita
yang telah meninggal sebelum bersuami, maka dia akan dinikahkan oleh Allah
‘Azza wa Jalla di surga dari seorang laki-laki dunia yang Allah kehendaki,
berdasarkan hadits Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam: “Dan tidaklah di dalam
surga itu ada seorang yang bujang.” (HR. Muslim, 5062). Syaikh Ibnu Utsaimin rahimahullah
berkata: “Jika seorang wanita belum menikah di dunia, maka sesungguhnya Allah
akan menikahkannya dengan suami yang bisa menyenangkannya di surga. Maka
kenikmatan surga tidaklah terbatas hanya pada kaum laki-laki, akan tetapi
diperuntukkan bagi laki-laki dan perempuan. Dan diantara bentuk kenikmatan
surga adalah pernikahan.”
2. Wanita yang
mati dalam keadaan ditalak atau janda maka iapun akan dijodohkan oleh Allah seperti
wanita yang pertama.
3. Wanita
shalihah yang suaminya tidak masuk surga juga demikian. Syaikh Ibnu Utsaimin
rahimahullah berkata:”Jika seorang wanita termasuk penduduk surga dan dia belum
menikah atau suaminya yang dulu (di dunia) bukan termasuk penduduk surga maka
sesungguhnya jika dia telah masuk surga kemudian di sana ada penduduk surga
yang belum menikah dari golongan laki-laki, maka salah seorang diantara mereka
menikahinya.” Saya katakan:”Bahkan bisa saja dijodohkan dengan laki-laki yang
sekufu (sebanding) meskipun laki-laki itu sudah mempunyai isteri lebih dari
satu, seperti Asiyah isteri Fir’aun dan Maryam binti Imran, mereka dinikahkan
oleh Allah di surga dengan Nabi Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam. Karena
tidak ada yang pantas menjadi pendampingnya kecuali Rasulullah Shalallahu
‘Alaihi Wassalam.” (Lihat Tafsir Ibnu
Katsir:4/495 pada surat at tahrim, Tafsir al Qurthubi:18/170, Fathul
Qadir:4/231). Hisyam ibn Khalid berkata:”Suami masuk neraka, dan
isterinya masuk surga, maka isterinya diwariskan kepada ahli surga sebagaimana
isteri Fir’aun diwarisi oleh ahli surga.”(al
Tadzkirah:461, Faidhul Qadir hadits no 7989, ad Durr al Mantsur:6/395,8/225).
4. Adapun wanita
yang meninggal setelah pernikahannya, maka di surga dia akan tetap menjadi isteri
dari suami yang ditinggal mati dulu.
5. Adapun wanita
yang suaminya meninggal, kemudian dia tinggal dan tidak menikah sesudahnya
sampai meninggal, maka dia akan menjadi isteri suaminya tersebut di surga.
6. Adapun wanita
yang suaminya meninggal lebih dulu, kemudian dia menikah lagi setelahnya, maka
sesungguhnya dia untuk suaminya yang terakhir, sekalipun isterinya itu banyak.
Berdasarkan
sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam “Isteri itu untuk suaminya yang
terakhir.” (HR. al
Baihaqi:7/70, Thabrani, Abu Ya’al dll).Dan berdasarkan perkataan
Hudzaifah kepada isterinya:”Jika engkau berkeinginan menjadi isteriku di surga,
maka janganlah menikah setelah (kematian)ku, dikarenakan seorang wanita di
surga untuk suami-suaminya yang terakhir di dunia, oleh karena itulah Allah
mengharamkan isteri-isteri Nabi untuk menikah setelah beliau, dikarenakan
mereka adalah isteri-isteri beliau di surga.” (Silsilah as Shahihah,
3/275). Juga berdasarkan ucapan Ummu Darda’ (Hujaimah bin Hayy al
Aushabiyyah) ketika dilamar oleh Mu’awiyyah radhiallahu anhu, dia menolak dan
berkata: Saya mendengar Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam bersabda: “Isteri
itu untuk suamimu yang terakhir” maka saya tidak ingin mengganti Abu
Darda’ dengan yang lain. Ini adalah hadits shahih, lihat al Mathalib al Aliyyah
:2/67, al Jami’ al Shaghir, Tafsir al Qurthubi, surat al Ahzab:229, Musykilul
Atsar: 1/376, Fatawa al Ramli:6/268 dll.
Satu
pendapat mengatakan: wanita itu untuk suaminya yang paling baik akhlaknya, yang
jika ia diberi kebebasan untuk memilih pasti memilihnya. Pendapat ini didasarkan
pada hadits Anas radhiallahu anhu dalam Mu’jam al Kabir, bahwa Ummu Habibah
menanyakan kepada Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam tentang wanita yang
bersuami lebih dari satu, maka Rasulullah Shalallahu ‘Alaihi Wassalam
menjawab:”Ia untuk yang terbaik akhlaknya. Wahai Ummu Habibah baiknya akhlak
telah membawa kebaikan dunia dan akhirat.” (Hadits Dha’if, lihat Ihya’
Ulumuddin :3/45, Ibnul Qayyim dalam Hadil Arwah: 158 dari Ummu Salamah,
al Qurthubi dalam al Tadzkirah, tahqiq Hamid Ahmad Thahir:460)
Syaikh
Athiyah Saqr dari al Azhar memandang bahwa ini adalah termasuk perkara ghaib
yang seharusnya dikembalikan kepada Allah dan tidak bisa kita pastikan kecuali
dengan kabar yang qath’i (pasti). Menurutnya pendapat yang lebih mirip dengan
kenikmatan surga yang agung adalah pendapat yang kedua, yaitu untuk suaminya
yang terbaik. Wallahu a’lam. (Fatawa al Azhar:10/28) Selain itu ada
pendapat ketiga yang mengatakan bahwa wanita yang pernah bersuami lebih dari satu,
yang suaminya masing-masing meninggal dunia sebelumnya maka jika semuanya masuk
surga dia disuruh memilih salah satu di antara para suaminya itu, namun
pendapat ini tidak menyertakan dalil. Kemudian, mungkin ada yang
berkata:”Sesungguhnya telah diriwayatkan di dalam do’a jenazah kita berdo’a: “Dan
gantilah dia dengan suami yang lebih baik dari suaminya.” Maka jika dia
telah menikah, bagaimana kita berdo’a untuknya dengan do’a ini, sementara kita
tahu bahwa suaminya di dunia adalah suaminya di surga,
maka jika dia belum menikah, dimanakah suaminya.?
Jawabannya adalah sebagaimana dikatakan oleh Syaikh Ibnu Utsaimin
rahimahullah: ”Jika dia belum menikah, maka maknanya adalah lebih baik dari
suaminya yang diperkirakan untuknya seandainya dia tidak mati (kemudian
menikah). Adapun jika dia telah menikah maka makna “lebih baik dari suaminya”
adalah lebih baik darinya dalam masalah sifat-sifat yang ada di dunia,
dikarenakan pergantian ada kalanya dengan pergantian zatnya sebagaimana
seandainya engkau menjual kambing dengan onta misalnya, dan adakalanya dengan
pergantian sifat sebagaimana seandainya engkau berkata:” Mudah-mudahan Allah
mengganti kekufuran orang ini dengan keimanan.” Sebagaimana pula firman Allah
yang artinya: “(yaitu) pada hari (ketika) bumi diganti dengan bumi yang
lain dan (demikian pula) langit.” (QS. Ibrahim:48). Bumi yang dimaksud adalah bumi, akan
tetapi dihamparkan (diratakan) sedang langit adalah langit akan tetapi dia
telah terbelah.”
Pertanyaan
yang berulang
Tatkala Allah menyebutkan hal-hal yang mempesona yang ada di dalam
surga, berupa berbagai macam makanan, pemandangan yang indah, tempat tinggal,
dan pakaian, maka sesungguhnya semua itu bersifat umum untuk dua jenis
(laki-laki dan perempuan), semuanya menikmatinya sebagaimana telah disebutkan.
Sisanya bahwa sesungguhnya Allah telah mempesonakan kaum laki-laki dan membuat
mereka rindu terhadap surga dengan menyebutkan para bidadari dan wanita-wanita
jelita yang ada didalamnya, dan tidak pernah disebutkan yang semisal ini untuk
kaum wanita. Maka kadang-kadang kaum wanita bertanya-tanya tentang sebab hal
tersebut!
Jawabnya
adalah :
Pertama:
Sesungguhnya Allah “Dia tidak ditanya tentang apa yang
diperbuat-Nya dan merekalah yang akan ditanyai.” (QS. al Ambiya:23),
akan tetapi tidak jadi masalah kita mengambil faidah dari hikmah
tindakan ini dari nash-nash syar’i dan kaidah pokok Islam, maka
saya katakan:
Kedua:
Sesungguhnya termasuk tabiat wanita adalah malu-sebagaimana sudah diketahui-
oleh karena itulah Allah tidak mengiming-iming mereka dengan apa yang merasa
malu terhadapnya.
Ketiga
: Sesungguhnya kerinduan seorang wanita terhadap laki-laki tidak
seperti kerinduan laki-laki terhadap wanita-sebagaimana yang telah dimaklumi bersama-oleh
karena itu Allah membuat kaum laki-laki merindukan surga dengan menyebutkan wanita-wanita
penghuni surga, sebagai pembenar sabda beliau Shalallahu ‘Alaihi Wassalam: “Tidaklah aku
tinggalkan sebuah fitnah setelahku yang lebih berbahaya terhadap kaum laki-laki
melebihi fitnahnya kaum wanita.” (HR.
al Bukhari,16/41)
Adapun
kaum wanita, maka kerinduan mereka kepada perhiasan yang berupa pakaian dan
perhiasan mengalahkan kaum laki-laki, dikarenakan perhiasan merupakan barang
yang wanita diciptakan untuk mencintainya, sebagaimana firman Allah yang artinya:
“Dan apakah patut (menjadi anak Allah) orang yang dibesarkan dalam
keadaan berperhiasan.” (QS.
az Zukhruf:18)
Keempat : Syaikh Ibnu
Utsaimin rahimahullah berkata: “Sesungguhnya Allah menyebut para isteri untuk
para suami dikarenakan suamilah yang mencari, dan dialah yang berkeinginan
terhadap wanita. Oleh karena itulah isteri-isteri itu disebutkan untuk kaum
laki-laki di surga, dan mendiamkan penyebutan suami-suami untuk kaum wanita. Akan
tetapi yang demikian tidak menunjukkan bahwa tidak ada suami bagi mereka, bahkan
bagi mereka adalah suami dari anak cucu Adam . Telah diriwayatkan dalam sebuah
hadits shahih sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam: “Sesungguhnya aku
telah melihat kalian sebagai penghuni neraka yang terbanyak…”(HR. Bukhari,2/3) Dan di hsdits
yang lain: “Sesungguhnya penduduk surga yang paling sedikit adalah kaum
wanita.” (HR.Muslim, 13/ 282)
Intinya,
agar kaum wanita berusaha keras untuk tidak menjadi penghuni neraka. Jika seorang
wanita masuk ke dalam surga maka sesungguhnya Allah akan mengembalikan masa
muda dan keperawanannya, berdasarkan sabda Nabi Shalallahu ‘Alaihi Wassalam: “Sesungguhnya
surga tidak dimasuki oleh orang-orang tua…sesungguhnya Allah jika
memasukkan mereka (kaum wanita) ke dalam surga, maka Dia akan merubah mereka
menjadi gadis-gadis perawan.” (HR.
Thabrani 12/281)
Telah
diriwayatkan pada sebagian atsar bahwa kaum wanita dunia akan menjadi jauh
lebih jelita berlipat-lipat dibandingkan kejelitaan bidadari karena ibadah
mereka kepada Allah. Setelah itu semua, maka surga tersebut telah dihias-hiasi
untuk kalian wahai sekalian kaum wanita sebagaimana surga juga dihias untuk
kaum laki-laki. “Di tempat yang disenangi di sisi Tuhan yang berkuasa.” (QS. al Qamar:55).
Maka ingatlah kepada Allah, beramallah untuk Allah, gunakanlah
segenap kesempatan, dikarenakan umur sebentar lagi akan berakhir, dan setelah
itu yang ada hanyalah kekekalan. Maka hendaklah kekekalanmu berada di dalam
surga insya Allah, dan ketahuilah bahwa mahar surga adalah iman dan amal
shalih, bukan angan-angan kosong disertai berlebih-lebihan. Ingatlah sabda Nabi
Shalallahu ‘Alaihi Wassalam: “Jika seorang wanita shalat lima waktu,
puasa di bulan (Ramadhan), menjaga kemaluannya, dan taat kepada
suaminya, maka akan dikatakan kepadanya:”Masuklah kamu ke dalam
surga dari pintu surga mana saja yang kamu kehendaki.” (HR. Ahmad dlm Musnadnya (1573), hadits
hasan lighairihi, Shahihut Targhib wat Tarhib (1932))
Berhati-hatilah-dengan segenap kewaspadaan-terhadap para penyeru
fitnah dan perusak kaum wanita dari golongan orang-orang yang berkeinginan
untuk merusak, menghinakan dan memalingkan kalian dari kemuliaan dan kenikmatan
surgawi. Janganlah sekali-kali tertipu dengan bujukan, rayuan serta mulut manis
orang-orang yang mengajak kepada kebebasan dan kesetaraan gender. Sesungguhnya
para pejabat, pemikir, penulis, penyiar, dan artis-baik laki-laki maupun
perempuan- yang mengajak wanita membuka aurat, berbaur dengan lawan jenis
secara bebas dengan alas an kemajuan, kebebasan, dan kesetaran adalah
orang-orang yang berperilaku seperti orangorang kafir sebagaimana disebutkan
oleh Allah dalam firman-Nya “Mereka ingin supaya kamu menjadi kafir, lalu
kamu menjadi sama (dengan mereka).” (QS. an Nisa’:89)
Kami memohon kepada Allah agar memberikan taufik kepada segenap
kaum wanita muslimah untuk mendapatkan keberuntungan dengan surga yang penuh
dengan kenikmatan, dan agar menjadikan mereka sebagai wanita-wanita yang diberi
hidayah serta yang memberikan hidayah, dan agar memalingkan dari mereka
syaitan-syaitan manusia dari para penyeru pengrusakan kaum wanita baik
laki-laki maupun perempuan. Mudah-mudahan Allah senantiasa memberikan shalawat
dan salam kepada Nabi kita Muhammad Shalallahu ‘Alaihi Wassalam, kepada keluarga
beliau dan para sahabat beliau.
Dari kitab beliau Ah walun Nisa’ fil
Jannah secara ringkas.
Di kutip dari Majalah Qiblati Edisi 07
tahun II
Tidak ada komentar:
Posting Komentar