Firman Allah SWT dalam Al-Qur’an : “Sesungguhnya, Allah tidak akan merubah nasib seseorang/suatu kaum,
sebelum seseorang/kaum tersebut mau merubah dirinya/kaumnya sendiri”
A.
Memanfaatkan
waktu dan Kendalanya
Pribadi muslim yang memahami
hakekat hidup dan pentingnya waktu bagi dirinya (usianya), ia mengetahui benar
bagaimana memanfaatkan waktu secara efisien untuk melakukan hal-hal yang
positif agar hidup ini lebih bermakna dan diridhoi Allah SWT.
Sebaliknya, jika ia mengabaikan
hal-hal tersebut, maka akan sia-sialah umurnya dan termasuk golongan
orang-orang yang merugi, baik di dunia maupun akhirat. Sebagaimana yang diungkapkan oleh Yahya bin
Hurairah : “waktu adalah barang yang
paling berharga untuk kamu jaga.
Menurutku ia adalah sesuatu yang mudah hilang darimu”
Dari uraian tersebut mengandung
makna bahwa waktu merupakan barang yang paling berharga dibanding barang-barang
yang lain dan harus dimanfaatkan seefisien mungkin. Oleh karena itu sebagai pribadi muslim yang
bijaksana dapat mengalokasikan waktu untuk hal-hal yang lebih produktif.
Adapun hal-hal yang dapat
dilakukan untuk memanfaatkan waktu antara lain :
1.Melakukan
harokah (pergerakan) yang terarah ; yaitu suatu
pergerakan yang terarah atas dasar ikhlas kepada Allah SWT, dan berjalan sesuai
dengan manhaj salaffus sholeh. Bagi
seorang muslim yang ingin menguasai waktu, maka senantiasa berjalan (haroki)
dengan berbekal kalimatullah kemanapun
kita pergi, baik di rumah, di sekolah, tempat ia mengajar, di tempat kerja atau
ditempat-tempat lain. Apabila seorang muslim
telah melakukan hal ini, maka jiwanya tidak lagi kosong/hampa.
2.Bergaul
dengan masyarakat : manusia adalah makhluk social
yang membutuhkan teman dan masyarakat untuk berinteraksi dan bergaul baik
secara batin maupun lahir. Bergaul
dengan masyarakat merupakan lahan terbaik bagi kita untuk mempergunakan waktu,
dan metode ini telah ditempuh oleh para Nabi dalam mengisi waktu-waktu mereka.
3.Suka
membantu orang lain : Agama Islam adalah agama harokah
dan jihad,bukan agama yang penuh dengan khayalan dan janji-janji. Agama Islam bukan agama yang hanya
berlandaskan teori dan nilai-nilai
belaka, tetapi agama yang hidup dan bergaul dengan realita kehidupan. Karena itu Nabi Muhammad SAW, menyeru kepada
ummatnya, agar senantiasa berusaha membantu memenuhi kebutuhan orang lain,
dengan sabdanya “Barang siapa yang
melapangkan suatu kesulitan di dunia bagi orang mukmin, maka Allah pasti
melapangkan baginya suatu kesulitan di hari kiamat”
4.Lima
Perkara yang Disukai Para Sahabat, yaitu :
o
Selalu bergabung (berjama’ah)
dengan orang-orang yang sholeh yang aktif.
o
Mengikuti (ittiba’) sunnah Nabi
o
Memakmurkan masjid
o
Tilawatil Qur’an
o
Jihad Fil Sabilillah
5.Membaca
Buku-Buku Islam : membaca adalah salah satu cara
terbaik untuk memanfaatkan waktu. Orang
yang banyak membaca ilmunya bertambah, wawasannya bertambah dan penyebab
bertambahnya iman seseorang. Selain itu
dengan terus membaca dan menela’ah isi berbagai macam buku dan kitab akan
memberikan kepada seseorang kemampuan untuk menganalisa dan mengemukakan
pendapatnya secara benar dan apabila ia mengkritik sesuatu masalah dilakukan
dengan dasar ilmu pengetahuan yang sesuai Al-Qur’an dan As Sunnah.
6.Bertamasya
(Rihlah) dan berdiskusi : Bertamasya bersama adalah
cara yang sangat baik untuk mengisi waktu dengan menghibur diri (hati),
menambah khasanah ilmu pengetahuan dan pengalaman-pengalaman yang
bermanfaat. Berdiskusi atau seminar
sebagai satu forum atau lahan untuk memanfaatkan waktu dengan efektif. Dengan pengalaman berdiskusi menjadikan
pribadi muslim ahli berargumentasi, dan mampu berpikir secara aktif.
7.Berolah
Raga : Berolah raga merupakan sarana penting untuk
menjaga stamina dan kesehatan tubuh.
Pribadi muslim yang bijaksana akan menjaga tubuhnya agar selalu sehat
dan kuat sehingga mampu melaksanakan tugas-tugas dengan baik dan lancara. Olah raga dapat dilakukan 2-3 kali per pecan
atau menjadwalnya dengan baik, olah raga dapat dalam bentuk berlari-lari kecil,
renang, beladiri, memanah, berkuda dan lain-lain dilakukan tanpa melanggar
syari’at Islam, seperti menutup aurat, tidak berlebih-lebihan dalam olah raga
sehingga meninggalkan sholat berjamaah.
Adapun kendala-kendala dalam
memanfaatkan waktu antara lain :
1.Kecenderungan
memperturutkan hawa nafsu : hawa nafsu yang
berhasil menguasai manusia akan cenderung melanggar perintah dan larangan
Allah, yang membuatnya hidup dalam kesia-siaan dan kesenangan semu serta segala
yang tidak membawa keuntungan ukhrowi.
2.Merasa
umur masih panjang (suka berangan-angan kosong) : orang
yang yang berangan-angan dan merasa usianya masih panjang merupakan penyakit
yang berbahaya dan kronis bagi manusia karena ia akan menjauhi perintah Allah,
enggan bertobat, cinta dunia, lupa akan alam akhirat dan hatinya telah
mengeras.
3.Tujuh
kendala dan lima
target akhir : yang menjadi ranjau/perintang
bagi setiap muslim untuk mengisi waktu dan umur secara efektif dan
efisien. Rasulullah Muhammad SAW
bersabda : “Bersegeralah
untuk beramal, jangan menundanya hingga datangnya tujuh perkara. Apakah akan terus kamu tunda untuk beramal,
kecuali jika sudah dating : (1) Kemiskinan yang membuatmu lupa, (2) atau
kekayaan yang membuatmu berbuat melebihi batas,(3) Atau sakit yang merusakmu,
(4) atau usia lanjut yang menjadkanmu pikun, (5) atau kematian yang tiba-tiba
menjemputmu, (6) atau dajjal, suatu perkara ghoib terburuk yang ditunggu, (7)
atau saat kiamat, saat bencana yang lebih dahsyat dan siksanya yang amat pedih”
(HR. Tirmidzi).
Tujuh
perintang tersebut sangat berbahaya dan senantiasa berada disepanjang jalan
kehidupan manusia dalam menuju Allah.
Dengan mengingat dan memahami benar tujuh bahaya tersebut, Rasulullah
memotivasi ummatnya agar mencapai lima target
yang dipancangkan dan tidak membiarkan satupun luput dari jangkauan kita,
sebagai mana sabdanya “Raihlah lima perkara
sebelum datangnya yang lima
: (1) Hidupmu sebelum matimu, (2) sehatmu sebelum sakitmu, (3) Kesempatanmu
sebelum sibukmu, (4) Mudamu sebelum tuamu, (5) Dan kayamu sebelum miskinmu.”
(HR. Ibnu Abbas).
4.Kekosongan
hati
: jika hati kosong dan hampa akan berakibat pada tidak berfungsi anggota tubuh
yang lain untuk berbuat kebajikan (seperti telinga, mulut, tangan dan lain-lain)
dengan kondisi yang demikian, manusia tidak tahu akan esensi waktu dan
penggunaannya secara efisien. Lain
halnya hati yang penuh dengan iman dan akhlak-akhlak mulia, niscaya manusia
akan berbuat sesuai dengan cahaya yang terpantul dari hati yang jernih dan
sehat.
5.Rasa
malas/kurang semangat : sebagai sifat yang sering
melanda manusia. Rasa malas yang dialami
bisa timbul disebabkan melakukan kegiatan yang melelahkan, pekerjaan yang
membosankan, rendahnya kemauan dan cita-cita.
Untuk mengatasi problem ini perlu sedikit permainan, ucapan-ucapan yang
lucu dan berhikmah agar hati menjadi terhibur.
Pentingnya waktu begitu sangat
diperhatikan oleh Allah SWT, terbukti dengan sumpah-Nya tentang waktu, dengan
firman-Nya yang artinya : “Demi masa, sesungguhnya manusia itu
benar-benar berada dalam kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan
mengerjakan amal sholeh, dan nasehat-menasehati supaya mentaati kebenaran dan
nasehat-menasehati supaya menepati kesabaran” (Q.S. Al-Ashr:1-3)
B. Menetapkan
Nilai dan Tujuan
Nilai
adalah sesuatu yang terkandung pada suatu dzat, yang punya manfaat, baik bagi
dzat itu sendiri ataupun bagi apa/siapa yang memanfaatkannya/merasakannya.
Tujuan
adalah cita-cita/keinginan yang memotivasi manusia untuk berbuat sesuatu. Adapun syarat untuk penetapan tujuan, ada 5 (lima) yaitu :
1.
Tujuan itu harus khas/spesifik
2.
Tujuan itu harus nyata
3.
Tujuan itu harus punya batasan
waktu
4.
Tujuan itu harus dapat diukur
5.
Tujuan itu harus bermanfaat bagi
diri sendiri
C.Membuat
skala prioritas
Allah
SWT senantiasa menciptakan pilihan-pilihan hidup bagi manusia, untuk
selanjutnya dapat menggunakan kecerdasan intelektualnya (pikiran), kecerdasan
emotional (hati), dan teraplikasi dalam nilai-nilai spritualnya (ibadah mahdah
dan sunnah).
Olehnya
itu, dalam kehidupan ini, dengan banyaknya kebutuhan dan keinginan manusia,
maka ada prioritas kegiatan yang harus dilaksanakan secara berurutan sesuai
dengan kepentingan dan keterdesakannya.
Dengan 4 (empat) pedoman penyusunan yaitu :
1.
Kegiatan itu penting dan mendesak
2.
Kegiatan itu penting, tetapi tidak
mendesak
3.
Kegiatan itu tidak penting, tetapi
mendesak
4.
Kegiatan itu tidak penting, dan
tidak mendesak
Penulis,
Hamka
Latif, S.Sos, MBA
Disampaikan Pada Pelatihan Karyawan & Studi Tour
(Outbound Training) CV. Parahyangan-CV.Famor Jaya,
hari Ahad, 15 Rabiul Awal 1426 H/24 April 2005
Di Aula Athirah Bukit Baruga – Antang, Makassar
– Sul Sel.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar